Suara Pintar dari Radio Komunitas
Posted by kampoeng pintar on 07.34 with No comments
Ruangan itu hanya berukuran 3 x 2 meter persegi,
hanya dilengkapi peralatan sederhana berupa sebuah komputer, dan pemancar
berkekuatan 50 Watt. Namun, di sinilah dilakukan beragam acara siaran radio
yang menjadi pusat perhatian, pusat informasi lokal masyarakat Desa Sambak,
Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.
Pusat
perhatian itu adalah sebuah radio yang diberi nama Radio Komunitas Suara
Kampung Pintar. Sejak berdiri pada 17 Agustus 2008, radio ini telah memiliki
sedikitnya 200 pendengar setia yang tersebar di tujuh desa di Kecamatan Kajoran
dan Salaman.
Setiap harinya,
siaran dimulai sejak pukul 16.00 WIB hingga 23.00 WIB. Selama tujuh jam,
ditampilkan empat hingga lima acara siaran. Diawali dengan permintaan lagu-lagu
top hits masa kini, siaran agama, dan curhat ala anak muda yang diberi label
Konco Kampung, acara akhirnya ditutup dengan unjuk bincang (talk show) yang
diberi nama acara Pos Rondo Gulo Jowo (PRGJ).
Karena paling
diminati pendengar, PRGJ akhirnya membuat jam tutup siaran yang resminya
ditetapkan pukul 23.00 WIB, menjadi sekadar "formalitas" belaka.
"Kalau pendengar masih asyik bertanya dan pembicara yang dihadirkan belum
capai menjawab, maka PRGJ pun bisa terus berlanjut, terkadang hingga tengah
malam," ujar M Ainur Rofiq (24), salah seorang penyiar dan pendiri Radio
Suara Kampung Pintar.
Pembicara yang
ditampilkan bisa dari kalangan apa saja, dokter puskesmas, pengusaha kerajinan
yang sukses atau anak-anak kuliah yang kebetulan sedang melangsungkan kuliah
kerja nyata (KKN) di Desa Sambak.
Dengan
berlabel radio komunitas, Rofiq mengatakan, radio ini dibangun dengan sangat
sederhana. "Modal pendirian radio kami ini adalah restu dan dana patungan
dari para sesepuh serta tokoh masyarakat di Desa Sambak," ujarnya.
Awalnya,
sebuah radio komunitas di Desa Sambak sempat berdiri pada tahun 2006. Dengan
dipayungi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan Agro Wana Wisata (AWW),
radio ini bertahan hingga tahun 2007. Namun, karena konflik dan ketidakcocokan
antara pengurus LSM dan para pengelola radio, radio komunitas ini pun vakum
selama sekitar 10 bulan.
Jera berada
di bawah tekanan majikan, Rofiq dan dua temannya yang lain akhirnya memutuskan
untuk kembali mendirikan radio ini kembali dengan konsep independen. Ide ini
akhirnya mulai dilaksanakan pada Juni 2008. Sebagai persiapan, mereka pun
mencoba berkeliling desa, meminta pendapat, mencari lokasi, berikut sumbangan
dana dari warga.
Bangunan yang
dipakai akhirnya adalah sebuah ruang dapur milik SMP Muhammadiyah Sambak yang
sudah tidak terpakai lagi. Setelah terkumpul Rp 1,5 juta, mereka pun memulai
siaran dengan sebuah pemancar kecil.
Dengan
berlabel radio komunitas, M Aprianto, penyiar lainya, mengatakan, radio ini
dibangun dengan konsep yang sangat sederhana dan jauh dari tujuan mencari
keuntungan. "Kami hanya ingin membagi informasi, memberi pembelajaran, dan
menggali potensi desa agar semakin dikenal oleh orang lain, paling tidak warga
di desa tetangga," ujar Aprianto. (EGI Kompas)
http://tekno.kompas.com/read/2009/06/08/15200327/Suara.Pintar.dari.Radio.Komunitas?fb_action_ids=3707619285153&fb_action_types=og.likes&fb_source=timeline_og&action_object_map=%7B%223707619285153%22%3A10150248942986764%7D&action_type_map=%7B%223707619285153%22%3A%22og.likes%22%7D&action_ref_map=%5B%5D
http://tekno.kompas.com/read/2009/06/08/15200327/Suara.Pintar.dari.Radio.Komunitas?fb_action_ids=3707619285153&fb_action_types=og.likes&fb_source=timeline_og&action_object_map=%7B%223707619285153%22%3A10150248942986764%7D&action_type_map=%7B%223707619285153%22%3A%22og.likes%22%7D&action_ref_map=%5B%5D
Categories: BERITA KOMUNITAS
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar anda. Boleh berupa saran, kritik yang bersifat membangun. Komentar berbau SARA dan SARU akan kami delete permanen.