Sambak Online merupakan Jaringan Internet swadaya yang dirintis dan dikelola oleh pegiat dan relawan TIK yang ada di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Magelang. Dimulai sejak tahun 2012. Kemudian sekitar tahun 2014 mulai kerjasama dengan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Desa Sambak sampai sekarang.

Sabtu, 07 Februari 2009

Radio Suara Kampung Pintar Mengudara Lagi

MAGELANG. Bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan RI, Radio Suara Kampung Pintar, akhirnya mengudara lagi. Setelah tiga bulan kru radio menggalang dana dari masyarakat, kru radio merakit satu unit pemancar 50 Watt. Sekarang, radio bisa mengudara meskipun masih ada masalah teknis di sana-sini

Radio Suara Kampung Pintar berlokasi di Desa Sambak, Kajoran, Magelang. Sebagian besar pegiatnya masih dari kru lama sebelum radio berhenti siaran karena peralatannya rusak. Radio ini juga sempat didera masalah internal sehingga sulit bangkit kembali. Semua permasalahan tersebut tidak membuat kru radio patah arang. Mereka segera menghimpun ide dan kreativitas dari warga seraya memperbaiki peralatan. Komputer yang sekarang dipergunakan masih berstatus pinjaman dan siaran dilakukan tanpa mixer.

Mereka melakukan survei pendengar sekaligus sosialisasi keberadaan radio bagi warga. Hasil survei menunjukkan sebagian besar warga mendukung keberadaan radio karena dapat menyalurkan kegiatan yang positif dan bermanfaat.

Komunitas Kampung Pintar sendiri adalah lembaga yang dikelola sebagian warga sebagai wadah pembelajaran dan aktualisasi diri. Lembaga ini bertujuan untuk memberikan akses informasi pendidikan yang murah pada masyarakat, merangsang budaya baca-tulis di kalangan anak muda, dan mengembangkan potensi lokal. Karena sebagian besar kru radio adalah pegiat Komunitas Kampung Pintar maka dunia pendidikan diangkat sebagai materi wajib siaran.

Setelah radio mengudara kembali, Komunitas Kampung Pintar akan mendirikan perpustakaan dan internet. Mereka juga mengelola blog di http://kampungpintar.blogspot.com.Semua dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Desa Sambak sebagai kampung pintar.


Peringatan HUT RI di Desa Sambak Berlangsung Meriah

Magelang-Perayaan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI di Desa Sambak kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang berlangsung meriah. Sabtu(23/08/08) masyarakat Desa Sambak tumpah ruah dijalan kampung.Mereka antusias sekali untuk ikut berpartisipasi memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 63.

Acara ini diawali Upacara detik-detik proklamasi yang dipimpin Kepala Desa Sambak Bapak Dahlan. Disusul dengan berpawai keliling kampung. Pawai ini diikuti oleh beragam jenis kesenian yang ada di Sambak. Sa’da (29) salah satu panitia kegiatan ini mengungkapkan “Sebenarnya kesenian lokal yang ada di Sambak banyak,tapi karena tidak adanya regenerasi jadi sekarang tinggal sedikit”ujarnya. Keterlibatan seluruh siswa-siswi sekolah yang ada di Sambak juga turut menyemarakkan acara ini.
Sebelumnya,berbagai lomba yang bertema tujuh belasan juga dilaksanakan seperti lomba voly,badminton,pecah air dan lain-lain. Seluruh warga mulai dari anak-anak hingga orang tua, nampak antusias mengikuti berbagai lomba yang diadakan.
Meskipun sederhana,tetapi semangat Nasionalisme dan Patriotisme warga Desa Sambak sangat nampak dalam prosesi ini.(skp-fm)


SKP FM Hadirkan Program Khusus Ramadhan

MAGELANG. Tiada bulan yang penuh rahmat selain bulan Ramadhan. Bulan seribu bulan. Bulan di mana setiap amal yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya.

Ramadhan tahun ini, SKP FM menggelar berbagai macam acara dengan nuansa keagamaan. Programnya antara lain menghadirkan kuliah tujuh menit (Kultum) yang diisi oleh siswa-siswi Madrasah Ibtidayah (MI), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Desa Sambak.
Menurut Rofiq, salah satu pengurus SKP FM, program acara kultum ini bertujuan untuk melatih anak-anak berbicara di depan umum. Selain itu, melalui acara ini diharapkan mereka menjadi lebih bersemangat untuk memperdalam pengetahuan agama.
Selain acara kultum, SKP FM juga menggelar dialog interaktif dengan pembicara para guru mengaji (ustadz) yang ada di Desa Sambak. Acara ini berisi dialog tentang agama dan pendengar bisa bertanya kepada ustadz melalui SMS.
Seperti proses penyusunan berbagai program acara sebelumnya, program Ramadhan di atas juga merupakan hasil rembugan (musyawarah) dari berbagai elemen yang ada di Desa Sambak.
“SKP FM memang milik seluruh warga Sambak, jadi setiap keputusan harus dimusyawarahkan dengan seluruh elemen yang ada,” ungkap Ari, salah satu penyiar dan pengurus SKP FM.
Di tengah gencarnya iklan konsumerisme industri media massa, kehadiran radio komunitas memang membawa angin segar tersendiri untuk memberikan benteng kokoh bagi jati diri warga desa.(amr-skpfm).



Menjelang panen, Sawah terkena longsor

Magelang-Rabu malam 08/09/08 terjadi musibah longsor di Dusun Nerangan Desa Mangunrejo Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Meskipun tidak menelan korban jiwa,tetapi menimbulkan kerugian materiil yakni sebagian lahan pertanian tertimbun tanah. Lokasi longsor tersebut jaraknya hanya beberapa meter dari jalan yang menghubungkan antara Desa Bumiayu dengan Desa Mangunrejo.

Musibah Longsor ini terjadi karena sore hari sebelumnya diguyur hujan setelah beberapa bulan tidak turun hujan. Longsor juga menyebabkan lahan pertanian tertimbun tanah. Lahan pertanian yang terkena longsor antara lain milik Sopiyah warga dusun nerangan,Prawito warga Dusun Nerangan,Ihwan warga Dusun Nerangan dan suryanto warga dusun sipragak Mangunrejo.

Bahkan menurut Sardi(40),warga dusun bugelan menuturkan” Sejak sore memang diguyur hujan, terus malamnya saya sempat mendengar gemuruh,tapi tidak tahu kalau itu longsor. Baru paginya saya kesawah ternyata longsor” ujarnya.
Wilayah kecamatan kajoran secara geografis memang berbukit-bukit dan banyak tanah yang labil di titik-titik tertentu. Jadi ketika musim penghujan tiba tanah yang tadinya kering dan retak kemudian terisi air sehingga menyebabkan longsor.
Tapi Menurut Suryanto (45) warga dusun sipragak Desa mangunrejo mengungkapkan”Sebenarnya hujannya tidak terlalu deras dibanding waktu-waktu sebelumnya,tapi memang cukup lama turunnya.
Suryanto,ketika ditemui di sawahnya yang juga terkena longsor menyebutkan” Tanah disekitar sini memang labil sehingga menyebabkan longsor”Tambahnya.
Meskipun lokasi longsor dengan pemukiman penduduk tidak terlalu jauh,tapi tidak menimbulkan korban jiwa. Letaknya yang memang dipersawahan membuat longsoran tanah tak terkendali. Longsoran tanah mencapai sekitar 100 meter kebawah. Lahan pertanian yang terkena longsor sebagian besar akan segera dipanen. Tapi apa mau dikata malang tak dapat ditolak,untung tak dapat diraih.(skpfm)


Berbicara di Depan Mic Tidak Mudah

MAGELANG. Kehadiran Suara Kampung Pintar FM (SKP FM) di esa Sambak memang membawa banyak manfaat bagi warga. Salah satunya adalah menjadi sarana untuk belajar berbicara di depan publik.

Banyak orang menyangka menjadi penyiar itu mudah, cukup dengan cuap-cuap di depan mic dan jadilah penyiar. Namun ternyata tidak segampang itu, banyak hal yang harus diperhatikan ketika menjadi penyiar, seperti menjaga intonasi, memperhatikan kapasitas pendengar, hingga etika berbicara.
Namun untuk menjadi penyiar di SKP FM aturannya tidak seketat sebagaimana radio-radio komersil.
“Semua orang bisa jadi penyiar di sini,” kata Antok, salah satu pengurus radio. “SKPFM kan tempat belajar untuk semua, jadi siapa pun yang bisa berbicara silakan siaran,“ imbuhnya.

Banyak warga yang antusias untuk coba-coba jadi penyiar, salah satunya adalah Rohim (20). Menurutnya berbicara di depan mic itu tidak semudah yang ia bayangkan di awal. Saat pertama kali siaran, Rohim berbicara dengan terbata-bata, bahkan ia sempat kehabisan kalimat untuk diucapkan dan operator segera membantunya dengan memutar lagu.

“Wah…ndredeg aku, dadine omonganku mocat-macet!” ungkapnya.
Keterbukaan SKP FM untuk menerima siapapun menjadi penyiar merupakan salah satu langkah yang ditempuh SKP FM untuk konsisten di jalur pendidikan bagi warga desa.
“Di desa kami banyak remaja yang tidak berani berbicara di depan umum, hal seperti ini tentu sangat kontra-produktif dengan semangat kritisisme,“ ungkap Sa’da salah seorang guru SMP yang juga pengurus SKP FM.

“Dengan belajar menjadi penyiar otomatis kelak mereka akan terbiasa untuk berbicara di depan umum, tidak ada lagi minder ataupun gemetar ketika berbicara “ imbuhnya.
Selain sedang menjaring sebanyak-banyaknya warga untuk terlibat menjadi penyiar, SKP FM kini sedang menyiapkan program pelatihan jurnalistik untuk warga. Hal ini dilakukan untuk lebih memasyarakatkan budaya membaca dan menulis di kalangan warga Desa Sambak (Amr-SKP FM)


Negeri di Atas Awan

Desa ini berada dilereng gunung sumbing Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Adipuro,itulah nama desa tersebut. Desa Adipuro merupakan salah satu dari 20 Desa di wilayah kecamatan kaliangkrik. Desa yang terletak di lereng Gunung sumbing ini terbilang masih baru karena belum lama berdiri yakni sekitar tahun 2005. Sebelum berdiri sendiri menjadi sebuah desa, dulunya bernama dusun prampelan dan masih menjadi bagian dari Desa Kaliangkrik. Sehingga orang lebih mengenal Desa Adipuro dengan nama prampelan.

Menurut legenda, nama prampelan sendiri dulunya berasal dari Kyai Ampel yang konon pernah menginjakkan kakinya dilereng sumbing dan memberikan nama tempat tersebut Ngadipuro. Tetapi para pengikutnya lebih sering menyebut ”Prampelan” yakni tempat Kyai Ampel tinggal. Seiring dengan perkembangannya, masyarakat dusun prampelan kemudian menginginkan pemekaran dan memisahkan diri dari Desa Kaliangkrik yang jaraknya lumayan jauh dari dusun prampelan.

Meskipun terbilang jauh dari perkotaan, tetapi dinamika kehidupan demokrasi dan politik di Desa ini begitu cepat.”Yang harus dirubah di sini adalah pola pikir masyarakat dulu bukan kondisi fisik, jika pola pikir sudah berubah secara otomatis fisik dan infrastrukturnya juga akan ikut berubah”kata Waluyo Kepala Desa Adipuro ketika ditemui dirumahnya Kamis(30/10/08) . Sebagian besar masyarakat disana adalah buruh tani dan berpendidikan rendah meskipun ada juga beberapa orang yang berpendidikan sampai sarjana bahkan ada juga yang sampai S2 (Strata 2). Mereka sangat religius dalam kehidupan beragama.

Jika dilihat dari letaknya, desa Adipuro berada pada ± 1500 Dpl (diatas permukaan laut). Saat ini desa Adipuro dipimpin oleh Bapak Waluyo sebagai Kepala Desa nya mulai tahun 2007 kemarin. Sebagian besar tanah di desa ini berada pada lereng pegunungan. Baik itu yang digunakan untuk pemukiman maupun pertanian. Adapun luas desa ini adalah seluas 210,727 Ha.

Desa atas awan, pasti orang akan berkata demikian ketika berkunjung ke tempat itu. Letaknya yang cukup tinggi dan lebih sering diselimuti awan dari pada sinar matahari, membuat desa Adipuro selalu dingin. Yang menarik di Desa itu adalah alat komunikasi masyarakat yang terbilang murah dan sangat efektif yakni cukup dengan menggunakan pengeras suara (speaker) yang dipasang di beberapa titik penting di wilayah desa itu. Warga pun akan segera mengetahui berita maupun informasi yang disampaikan. Dari berita lelayu,pengumuman-pengumuman, sampai anak hilang.
(rfq-skpfm)


Menjual Mimpi di Sambak Masuk 5 Finalis Eagle Award 2008

MAGELANG. Ajang penghargaan Eagle Award yang diselenggarakan oleh Metro TV kembali digelar pada tahun ini. Penghargaan untuk Film Dokumenter tentang Lingkungan dan Alam di Indonesia ini telah berhasil memilih 5 finalis setelah melalui beberapa tahap sebelumnya

Senin, 7/07/08 dewan juri yang terdiri dari Tino Saroengallo, Amanda Katili, Erwin Setiawan, Abduh Aziz, dan Chandra Tanzil telah memutuskan 5 tim yang akan lolos dan mendapatkan beasiswa untuk pembuatan film dokumenter dalam EADC 2008 yang bertema Hijau Indonesiaku dengan judul proposal:

1. Tanah Terakhir karya Rahmawati dan Esti Asmalia dari Kalimantan Barat
2. Prahara Tsunami Bertabur Bakau karya Emanuel Tome Hayon dan Mikhael Yosviranto dari NTT
3. Buah Yang Menunggu Mati karya Anom Bayu Santoso dan Badrudin Kurniawan dari Jawa Timur
4. Menjual Mimpi di Sambak karya Lutfi Retno Wahyudiyanti dan Heru Nur Cahyo dari Yogyakarta
5. Pulau Bangka Menangis karya Rudi Harlan dan Nursubah dari Bangka Belitung

Ide cerita yang mereka angkat sangat menarik dan unik di mana masing-masing tim mampu mengeksplorasi dan menunjukkan keunggulan dari ide mereka pada saat presentasi. “Semua memuaskan dan menyenangkan, and they know what their doing,” komentar salah satu dewan juri yaitu Ibu Amanda Katili, salah seorang dewan juri pada saat melakukan sidang juri seperti dilansir www.metrotvnews.com

Desa Sambak terletak di Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Jawa Tengah,Sebagian besar penduduknya adalah petani. Masyarakat di Sambak sampai saat ini masih menikmati Air Bersih dari mata Air yang cukup banyak diDesa ini. Hal tersebut karena mempunyai Hutan yang masih utuh seluas 80 hektar.

Pada Tahun 2002,Perhutani ingin memanen Kayu di Hutan ini. Tetapi Masyarakat menolak. Mereka khawatir jika hutan mereka ditebang akan menyebabkan matinya mata air dan longsor. Masyarakat berpendapat besarnya uang diperoleh Perhutani tidak sebanding dengan biaya perawatan untuk membuat hutan yang sama.

Masyarakat bernegosiasi dengan Perhutani agar Hutan ditunda penebangannya. B.Herry Subrastawa yang menjabat Kepala Desa pada waktu itu, juga menawarkan menanami hutan dengan pohon buah-buahan dan Hijuan Makanan Ternak (HMT) sehingga tetap bisa melakukan panen tanpa harus menebang. Disamping itu juga untuk menjadikan hutan sebagai tempat wisata agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan Perhutani. Itulah Ide Cerita yang diangkat Oleh Lutfi Retno Wahyudyanti dan Heru Nur Cahyo dari Yogyakarta.

Berikut adalah Jadwal Tayang FILM EADC 2008 di Metro TV dari www.metrotvnews.com

“Menjual Mimpi di Sambak”

Fresh : Jumat 17 Oktober 2008 , 19.30 - 20.00
Re-run 1 : Sabtu 18 Oktober 2008, 16.05 s/ 16.30
Re – run 2 : Jumat 24 Oktober 2008, 11.05 s/ 11.30
(skp-fm)



Sejarah Rokok

Rokok, tidak ada orang yang tak mengetahuinya didunia ini,tapi banyak yang tak tahu akan sejarahnya. Industri sebuah pabrik rokok yang makin kontroversial didunia dan juga menjadi dilema bagi pemerintah Indonesia. Pernah berjaya tetapi mungkin sebentar lagi akan semakin tertekan karena efek yang ditimbulkannya.

Dimulai dari mengunyah tembakau dan mengisap tembakau melalui sebuah pipa yang dilakukan oleh warga asli benua Amerika (Maya, Aztec dan Indian) sejak 1000 tahun sebelum masehi. Sebuah tradisi membakar tembakau kemudian dimulai untuk menunjukkan persahabatan dan persaudaraan saat beberapa suku yang berbeda berkumpul, serta sebagai ritual pengobatan. Tak lama satelah itu kru Columbus membawa tembakau beserta tradisi mengunyah dan membakar lewat pipa ini ke “peradaban” di Inggris. Namun yang lebih berperan adalah seorang diplomat dan petualang perancis-lah yang menyebarkan popularitas rokok di seantero Eropa, orang ini adalah Jean Nicot, darimana istilah nikotin yang kita ketahui selama ini berasal dari kata (Nicot).Tetapi catatan sejarah lain mengatakan, tradisi rokok dan merokok yang lebih tua berasal dari Turki semenjak periode dinasti Ottoman.
Setelah permintaan tembakau meningkat di Eropa, budidaya tembakau mulai dpelajari dengan serius terutama tembakau Virginia yang ditanam di Amerika. John Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855.
Di Indonesia pada tahun 1880 , Haji Jamahri dari Kudus adalah orang yang pertamakali meramu tembakau dengan cengkeh. Tujuan awal Haji Jamahri adalah mencari obat penyakit asma yang dideritanya, namun pada akhirnya rokok racikan Jamahri menjadi terkenal. Istilah Kretek adalah sebutan khas untuk menamai rokok asal Indonesia, istilah ini berasal dari bunyi rokok saat disedot yang diakibatkan oleh letupan cengkeh (kretek…kretek...).
Dari anggapan sebagai obat penyembuh, lambang persahabatan dan persaudaraan, rokok kemudian berkembang menjadi simbol kejantanan pria. Hal ini ditandai sejak dijadikannya rokok sebagai ransum wajib setiap prajurit saat Perang Dunia Pertama. Karena fakta bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan belum terbukti, rokok pada jamannya pernah diiklankan dengan menggunakan beragam model, dari bayi hingga dokter:
Simbol rokok sebagai kejantanan lelaki makin menguat sejak iklan Marlboro Man. Iklan ini juga menjadi simbol kebangkitan Philip Morris sebagai produsen rokok terbesar didunia dengan bendera Marlboro. Dengan iklan ini, Marlboro mengubah image dari rokoknya perempuan menjadi rokok laki-laki sejati. Industri rokok mulai redup sejak 1964, persatuan dokter bedah Amerika mengeluarkan pernyataan rokok mengakibatkan kanker paru-paru. Iklan rokok di televisi mulai dilarang sejak 1965 (Inggris) dan 1970 (Amerika). Peringatan kesehatan dikemasan rokok mulai muncul sejak 1970, dan makin diperkuat dengan peringatan melalui gambar.
Merokok ditempat umum mulai dilarang: 1987 - larangan merokok di penerbangan, 1993 - larangan merokok ditempat publik mulai dikenal di Amerika dan Iggris, 1994 - McDonald untuk seluruh jaringan restorannya, 2003 - new york, london & irlandia mulai memberlakukan larangan merokok disemua tempat tertutup. Tahun 1998 eksekutif perusahaan rokok terbesar di Amerika mengeluarkan pengakuan bahwa nikotin adalah candu, tuntutan legal terhadap perusahaan rokok mengakibatkan ganti rugi yang mencapai 250 triliun dollar amerika.
Pada tahun 2003 larangan iklan rokok di televisi Indonesia berlaku sejak pukul 17.00 - 21.30.kemudian tahun 2005 larangan merokok ditempat umum disahkan di jakarta. Beberapa fakta menarik tentang industri rokok nasional (industri yang dibenci tapi dirindu oleh pemerintah karena beberapa data berikut):
1. Cukai rokok adalah penyumbang terbesar (95%) dari seluruh cukai pemerintah, dan pertahun menghasilkan Rp 28 triliun rupiah pertahun (2003)
2. Secara total, 9 % pendapatan pemerintah saat ini berasal dari industri rokok nasional.
3. Industri rokok kretek (mesin dan linting) menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 200 ribu jiwa dan tak langsung tak kurang dari 5 juta tenaga kerja tak langsung.
Sejarah rokok bagaikan sebuah roller coaster, pernah naik dan dipuja dan sekarang menjadi barang yang dihujat dan dilarang. Bagi pemerintah, mungkin pilihan antara mendukung atau melarang rokok secara tegas seperti buah simalakama, tapi bagi kita pribadi pilihannya haruslah jelas. Dikutip dari berbagai sumber.
(antox-SKP FM)


Pemancar Rusak, Program On Air tertunda

MAGELANG. Setelah beberapa bulan berjalan, aktivitas On Air di Radio SKP FM kembali terganggu dengan rusaknya pemancar utama. Kerusakan pemancar terjadi, dikarenakan hujan lebat terus-menerus yang mengguyur wilayah di sekitar Radio. Studio SKP FM sementara ini memang menempati ruang yang bisa dibilang masih sederhana. Sehingga ketika hujan tiba air sering masuk ke studio.

Menurut Kempling (32) teknisi radio mengatakan:”Pemancar kecipratan air sehingga korslet dan menyebabkan salah satu komponen ada yang mati”ungkapnya.
Untung saja peralatan yang lain seperti Komputer,Mixer dan lain-lain bisa di amankan. Sebelumnya memang sudah ada kekhawatiran dari kru radio apabila hujan datang.
Setelah ngobrol-ngobrol dengan semua pengurus radio, akhirnya memutuskan untuk Off Air (berhenti mengudara) dulu sementara sampai pemancar diperbaiki. Upaya perbaikan pun sudah dilakukan. Kru radio sudah mengundang teknisi untuk memperbaikinya tetapi lag-lagi terbentur oleh dana. Jadi para kru sekarang ini sedang menggalang dana kembali,di samping mengambil dari sisa kas Radio yang tidak seberapa banyak untuk memperbaiki pemancar tersebut.
Sebenarnya kru radio sedang merancang berbagai program baik yang On Air maupun yang Off Air. Tapi berhubung pemancar belum selesai di perbaiki, jadi akan di prioritaskan program-program off air terlebih dulu.
Kendati demikian, segala upaya akan di lakukan oleh para kru radio agar bisa mengudara kembali secepatnya. ”Tunggu saja, mudah-mudahan tidak lama lagi masyarakat kajoran dan sekitarnya akan segera mendengarkan kembali siaran radio di SKP FM ”ujar sa’da salah satu pengurus radio yang ditemui disela-sela aktivitasnya(07/11/08) lalu.


Layaknya Lomba Pasang Bendera

MAGELANG. Pemilu sebentar lagi akan dilaksanakan. Meskipun pemungutan suara baru dilaksanakan pada bulan april, namun bendera dan spanduk dari masing-masing partai dan calon legislatif (caleg) sudah memenuhi jalan-jalan. Hal tersebut juga terlihat di Jalan Tempuran-Magelang. Dibeberapa titik sudah banyak sekali bendera dan spanduk memenuhi pinggir-pinggir jalan. Bahkan sampai ada yang memasang bendera berukuran raksasa di bekas tiang listrik peninggalan zaman Belanda di daerah salaman magelang

Menurut Ndoil (27) warga Tempuran Kabupaten Magelang mengatakan:“Itu kayak lomba masangnya,, karena setiap ada yang memasang bendera maupun spanduk dari salah seorang pendukung partai atau caleg kemudian esok harinya sudah ada bendera serta spanduk dari partai lain” ujarnya sambil berkelakar.
Seolah tidak mau kalah saing dari partai baru, partai-partai lama pun menunjukkan eksitensinya dengan memasang bendera parpol dibeberapa tempat.
Semoga saja dengan banyaknya bendera dan spanduk dari masing-masing partai politik dan caleg, masyarakat bisa mengetahui sosok calon wakil mereka. Sebaliknya mudah-mudahan masyarakat tidak malah menjadi bingung akan hal tersebut.
(rfq-skpfm)


Setelah Kena PHK Berwirausaha di Rumah

Dari pejabat hingga wong mlarat, dari pengusaha sampai buruh kerja. Harga bahan baku yang semakin merangkak naik membuat masyarakat kita semakin tercekik disertai pula dengan daya beli masyarakat yang mulai menurun, membuat para pengusaha mulai berpikir bagaimana caranya menjaga kestabilan keuangan perusahaan. Dari memangkas biaya produksi sampai mulai mengurangi jumlah karyawan, atau biasa kita dengar (PHK ) pemutusan hubungan kerja. Cara terakhir inilah yang sering dilakukan para pengusaha. Mereka beranggapan inilah yang terbaik.

Budi (35 ) mantan karyawan pabrik sepatu di Jakarta terkena PHK sekitar 2thn lalu padahal dia telah 15 thn bekerja di pabrik tersebut. Ia menghidupi seorang istri dan 2 orang anaknya dari upah bulanan yang ia dapatkan menjadi buruh pabrik. Setelah mendapatkan surat pemutusan hubungan kerja dia shok berat karena bersamaan dengan itu istrinya telah mengandung anak ke-2 yang sebulan lagi akan melahirkan. Kemudian ia ingat akan kampung halamanya yaitu desa Sambak Kajoran Kabupaten Magelang setelah mendapatkan uang pesangon yang belum dibayarkan penuh oleh pihak pabrik ia mambawa istri beserta anaknya pulang kampung kemudian ia kembali lagi ke Jakarta untuk mengurus uang pesangon yang nunggak. Setelah beberapa bulan baru pabrik membayar penuh kemudian dia pulang dan menetap di kampung halamannya. Sekarang Budi telah membuka sebuah warung kecil didesanya.

Dari cerita diatas kita bisa melihat Budi menjadi korban kebijakan untuk kepentingan perusahaan. Dibalik itu semua, harusnya mereka sadari betapa banyak keluarga yang akan mereka korbankan. Benar-benar keputusan yang sangat sulit disaat yang seperti ini. Pemerintah pun hanya bisa mengimbau kepada kalangan pengusaha untuk tidak melakukan PHK di saat seperti ini.
Sekali lagi, hanya mengimbau. Tidak ada langkah konkret yang dilakukan. Sekarang saatnya para buruh untuk berpikir luas dan lebih kreatif. Mulailah berpikir untuk berwirausaha meskipun skala usahanya kecil. Kemudian Para buruh tidak perlu takut lagi untuk menghadapi bayang-bayang ancaman PHK dari perusahaan, jika mereka bisa berwirausaha. Walau hanya usaha skala kecil, dengan ketekunan tentu sedikit demi sedikit akan berkembang meskipun ada kegagalan didalamnya.

Jangan pernah lupa bahwa pengusaha-pengusaha yang saat ini menggaji dan mempekerjakan mereka adalah orang-orang yang dulunya mulai dari hal yang kecil. Masih terbentang lebar peluang-peluang usaha yang dapat digali. Jadi mari berwirausaha demi masa depan kelak. (antox_sapuregel)


Di Cegat, Gara-gara Plat Nomor Kendaraan Mirip

Jum’at (14/11/08) lalu, ketika dalam perjalanan menuju ke magelang. Di jalan purworejo - magelang, ada peristiwa menggelikan sekaligus menjengkelkan. Tiba-tiba dikejar 4 orang mengendarai 2 sepeda motor Jupiter MX ber plat nomor AA 4397 NA dan Mio Soul AA 4876 QK. Keempat orang tersebut berpenampilan layaknya preman yang siap hajar. Ketika sampai di dekat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Salaman, mereka menghentikan saya di tengah jalan. Sebelumnya memang saya merasa di buntuti dan mereka sempat memberi kode agar saya berhenti. Tapi tidak ambil pusing saya langsung tancap gas kencang-kencang.

Setelah terjadi kejar-kejaran sebentar, akhirnya tersusul juga. Mereka menghentikan sepeda motor yang saya kendarai. Tanpa basa-basi mereka langsung bertanya sambil merampas kunci motor saya: “kenapa kok lari?”katanya. Dengan tanpa beban saya jawab:”terburu-buru kok mas”. Kemudian mereka bertanya lagi dengan tampang lebih garang: ”darimana kamu dapatkan motor ini?”. Saya jawab lagi:”ya beli mas”. Terus teman mereka yang satu lagi ikut bertanya, lebih garang dari sebelumnya:”kamu jangan macam-macam ya…!”. Saya yang waktu itu memang sendirian, merasa terancam dengan keempat orang tersebut. Tapi karena saya merasa tidak bersalah, kemudian balik bertanya pada mereka dengan nada yang agak tinggi pula:”Ada apa ini..! kalau bertanya itu secara baik-baik donk,jangan seperti itu. Tanya kok sambil maksa pake ngancam lagi..!”.
Sebenarnya saya sempat merasa sedikit takut juga. Jika dibandingkan tubuh saya yang biasa-biasa saja melawan mereka yang rata-rata bertubuh kekar dan dengan memasang tampang garang , jelas tidak seimbang. Sedangkan saya cuma sendiri. Tidak sampai disitu, mereka terus menginterogasi saya tentang asal-usul motor yang saya pakai, saya jawab apa adanya:”saya dulu beli dengan harga Rp.12.750.000” dan atas nama saya sendiri”. Tapi mereka tetap ngotot dan merampas Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang saya bawa. Dengan cara seperti itu, saya merasa tidak terima. Saya merasa terancam, dan kemudian dengan mempertimbangkan segala resiko yang nantinya akan terjadi saya memberanikan diri balik menggertak mereka. “Kalian jangan macam-macam ya…,seenaknya sendiri mencegat dan mengancam orang di jalan..!”
Kemudian salah seoarang diantara mereka menelfon seseorang dan memberikan keterangan tentang ciri-ciri serta plat nomor motor yang saya pakai. Ternyata mereka adalah preman bayaran dari sebuah perusahaan pembiayaan di magelang. Katanya, mereka sedang melakukan operasi pasar mencari motor yang menunggak cicilan pembayaran. Kontan saja saya semakin geram dengan perbuatan mereka. Para preman tersebut memburu Motor yang berplat Nomor AA 4819 FK, sedangkan sepeda motor saya berplat Nomor AA 4819 EK. Hampir mirip memang,tapi jelas sangat berbeda.
Peristiwa seperti itu memang tidak sekali ini saya alami. Sebelumnya juga pernah terjadi peristiwa serupa ditempat yang hampir sama pula. Dengan cara-cara layaknya preman, waktu itu juga saya pernah dicegat dua orang dengan mengendarai satu motor. Mereka juga menanyakan alamat serta asal-usul sepeda motor yang saya pakai. Saya yang waktu itu juga sendirian, sempat beradu mulut dengan kedua orang tersebut. Mungkin kemarin sepeda motor yang di buru belum di temukan, sehingga perusahaan pembiayaan menyewa preman lagi untuk memburunya.
Hal menggelikan sekaligus menjengkelkan menurut saya. Enam orang preman, dari satu perusahaan pembiayaan memburu sepeda motor yang sama. Lebih menggelikan lagi plat nomor kendaraan yang sedang mereka cari mirip dengan plat nomor kendaraan yang saya kendarai. Menjengkelkan, karena sudah jelas-jelas mereka salah tangkap tapi masih juga menebar ancaman.
Tapi yang jelas cara-cara premanisme seperti itu membuat masyarakat seperti saya resah dan merasa tidak aman di jalan. Hendaknya ini jadi pelajaran bagi kita, ternyata dilingkungan sekitar kita masih ada hal-hal yang seperti itu.


Jumat, 06 Februari 2009

Koruptor = Rajanya Maling

Coba kau dengar rasakan dan pikirkan ada apa...
Ada serigala berbau misiu

Coba kau dengar rasakan dan pikirkan ada apa...
Ada anjing berseragam menenteng senjata

Coba kau dengar rasakan dan pikirkan ada apa...
Ada manusia berdasi dengan perut gendut berkepala babi

Coba kau dengar rasakan dan pikirkan ada apa...
Ada sampah kehidupan.......................................
Coba lihat disana .........
Saudara kita dipukuli
Hanya karena mencuri sebuah roti

Coba lihat disana .........
Para koruptor tetap dijaga
Untuk makan pizza

Coba lihat disana ..........
Makhluk berdasi berekreasi keluar negri
Bersama anak dan bini Dengan hasil korupsi

Coba lihat disana ..........
Maling-maling kecil dihakimi
Maling-maling besar dilindungi

Apa yang kau lihat coba renungkan
Renungkan dan coba bertindak
Bertindak sesuai pikiranmu

Apa tindakanmu...........?

”Yang nggak suka atas judul diatas terserah,
silahkan kasih komentar anda di bawah yang setuju itulah yang saya harapkan”

(antox_sapuregel)


Sebuah Prestasi Bangsa

Di negeri yang kaya ini anak-anak diwajibkan untuk sekolah minimal sembilan (9) tahun, tetapi dalam realitasnya sungguh ironis dimana kewajiban itu tidak diikuti dgn biaya sekolah yg murah. Tingginya biaya masuk sekolah, biaya untuk daftar ulang, kemudian uang pembangunan atau uang gedung, biaya perawatan meja kursi, biaya SPP yang tiap tahun meningkat kemudian biaya-biaya tetek bengek lainya yang semakin membebani para orang tua murid! Padahal banyak dari masyarakat di negeri ini hidup di bawah garis kemiskinan, kalau tidak bisa sekolah kapan mereka bisa merubah nasib.

-Daftar ulang: apakah pada setiap memasuki tahun ajaran baru anak yg naik kelas dinyatakan keluar sampai harus bayar daftar ulang?

-Uang pembangunan: emang di sekolah negeri tidak dapat dana dari negara apa? trus, gedung yg mana sih yg tiap tahun di bangun tuh?

(jangan2.........jangan2................. buat di bagi2 lagi....) ups.......keceplosan (cen tak gawe)

Jadi kalau menurut aku, wajib sekolah sembilan tahun itu cuman satu omong kosong!, Faktanya banyak dari anak-anak usia sekolah negeri ini yg harusnya sekolah malah jadi pemulung, pengamen, gepeng, kuli...ah.......bahkan jadi PSK........wow puarahhhh.......

Ada hal yg bikin aku salut pada institusi pendidikan di negeri ini, yaitu dalam hal pengambilan keputusan kalau nunggak uang SPP dan hal lain yg menyangkut uang,“kalau tidak sanggup bayar, ya keluar” .

Keponakan saya bisa masuk sekolah jam 7 pagi dan keluar dari sana jam 5 sore. Waktu pulang kulihat mukanya makin menua, padahal usianya baru 11 tahun. Sepertinya ia menyimpan atau menanggung beban yang berat untuk dipikul.

Di samping itu, yang agak menyengat adalah manakala kualitas disejajarkan dengan harga. Pendidikan sekarang ini seperti layaknya barang dagangan yang hanya mementingkan profit oriented semata. Mereka selalu saja suka berdalil: Pendidikan bermutu itu mahal! Seorang guru besar malah siap berdebat semalam suntuk untuk meyakinkan bahwa pendidikan yang baik itu memang memakan ongkos.....

Sekolah memangnya untuk apa? Sebagian besar orang bilang, untuk mendapat kerja. Ketika memutuskan untuk bersekolah, kelak kita akan mendapat ijazah yang berguna dalam dunia kerja. Ijazah itu bermanfaat dan memberikan keuntungan posisi. Dengan ijazah yang kita pegang, maka jawaban pekerjaan niscaya tersedia. Ijazah telah meletakkan kita dalam harapan baru tentang dunia kerja. Ijazah mampu membungkus harapan menjadi suatu kenyataan yang konkret. Tapi, apa betul ijazah adalah tanda yang mendekatkan kita pada harapan?

Ku jadi ingat temenku dulu, dia anak sekolah menengah atas yang bersekolah di sebuah sekolah swasta di Magelang, ia memperlakukan buku persis seperti dompet. Buku itu digulung, kemudian dimasukkan dalam saku belakang celana, meski pakainya tiap hari selalu rapi disetrika tetapi ia hanya pakai sendal jepit tak pernah pakai sepatu kecuali hari senin itupun jarang. Kadang ia berangkat ke sekolah agak siang, dan ketika pelajaran dimulai, ia langsung cabut dan nongkrong di terminal mabok atau sekedar main judi di rumah kosong dengan pengamen atau preman jalanan jika ia kalah judi kadang dia minjem duitku buat ongkos pulang atau sekedar buat beli rokok kalau dia menang akan mentraktir aku dan temen-temen makan. Tak pernah ia punya catatan pelajaran karena dia tahu kalau waktu test bisa menyontek dan ijazah dengan mudah dibeli.

Sebaliknya, di kampungku ada seorang yang katanya hanya jebolan sekolah rendah. Entah apa maksud ‘sekolah rendah’, yang pasti ia bukan lulusan kampus. Memang, di rumahnya tidak ada buku satupun. Ruang tamunya penuh gelondongan kayu. Ia memang tukang kayu yang selalu ringan tangan kalau dimintai tolong. Walaupun belum pernah duduk di fakultas arsitek tapi kalau ia bikin rumah, tidak kalah baiknya dengan seorang sarjana. Meski belum pernah mencicipi sekolah tapi banyak tetangga percaya ia seorang tukang kayu yang ahli. Pada kenyataanya, ia dibesarkan oleh pengalaman ketimbang buku.

Kalau begitu, ngapain sekolah didirikan? Apa buat mensejahterakan guru? Ternyata tidak! Guru di sekolah nasibnya jauh lebih mengenaskan. Konon wibawanya mulia, tapi keseharian hidupnya sangat memprihatinkan. Gajinya hanya cukup untuk membeli pasta gigi dan sabun mandi. Guru dijadikan olok-olok dengan menyebutnya sebagai pahlawan tanpa punya apa-apa. Malah ada guru yang dimasukkan bui gara-gara membela sekolahnya. Inilah sebuah prestasi negri yang kaya katanya. (antox¬_sapuregel)




Apa Kau Tahu Petir Punya Gigi...?

Rabu 12 November 2008 Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang diguyur hujan yang sangat deras beserta angin. Pada waktu itu aku disibukkan oleh kolam lele ku yang banjir dikarenakan saluran pembuangan air kolam kotor apalagi ditambah derasnya hujan yang turun mulai pukul 02.00 siang hingga reda jam 04.00 sore

Saat hujan turun dengan derasnya tiba-tiba petir datang dengan kerasnya sehingga aku, bapakku beserta keponakanku yang ikut membersihkan kolam kaget seketika. Setelah hujan reda betapa kagetnya karena petir yang datang begitu kerasnya tadi ternyata menyambar pohon kelapa yang terletak disamping rumah meskipun pohon tersebut tidak roboh tetapi pucuk & batangnya gosong. Langsung saja sore itu banyak tetangga kanan kiri yang menonton pohon kelapa tersebut, serta beberapa pengendara sepeda motor yang lewat sore itu. Karena letak pohon tersebut berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan antara Kecamatan Kajoran & Kecamatan Salaman.

Saat aku melihat pohon tersebut tiba-tiba Pak De(paman)ku yang bernama Pak Jajek dari belakang bergumam iki bledek paju (ini petir paju ,bhs Jawa), akupun menoleh dan bartanya bledek paju ki opo?(petir paju itu apa?)tanyaku, bledek paju ki nek nyamber wid mesti ono tandane embuh kui semplak pange, rusak kulite utowo lian-liane (petir paju itu kalau nyamber pohon pasti ada tandanya entah itu batangnya terbelah, rusak kulitnya dan lain sebagainya) jawabnya. Kemudian tanyaku lagi bledek ki berarti macem-macem yo jenenge (petir itu berarti macam-macam ya namanya?) pakde menjawab lha iyo, bledek ki ono werno loro siji bledek paju seng siji bledek jarang. Nek bledek jarang ki nek nyamber wit, wite ora rusak tapi layu terus soyo suwe mati (Lha iya, petir itu ada dua macam yang satu petir paju yang satunya petir jarang, kalau petir jarang itu kalau menyambar pohon, pohonya nggak rusak tapi layu terus lama-kelamaan dia akan mati). Aku mengangguk-angguk mengerti dan percaya karena sedikit banyak pakde mewarisi ilmu yang dimiliki kakekku serta sering kulihat dia membaca buku primbon (buku tentang segala sesuatu di dunia ini yang dimiliki dan dipercaya oleh masyarakat jawa).

Kemudian pakDe mengajak aku untuk mencari gigi petir. Sontak aku langsung kaget dan bertanya 'memang petir punya gigi ya PakDe?' 'Ya, setiap petir yang dahsyat terus menyambar pohon kalau kita pulung (beruntung, bhs Jawa) pasti akan menemukanya' jawab PakDe dengan bahasa jawanya yang fasih. 'Terus jika kita menemukannya manfaatnya apa?' tanyaku, 'gigi petir tersebut bisa berguna untuk melawan musuh kalau kita punya musuh, menjaga kita dari musuh saat kita lengah bahkan bisa juga untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit' jawabnya.

Tanyaku lagi pernah adakah orang yang menemukan & memiliki gigi petir tersebut dia menjawab pernah mbah Asroni akupun kaget. Almarhum mbah Asroni adalah kakekku atau ayah dari pak Jajek. Seingatku & menurut cerita dari keluarga atau saudara-saudaraku memang kakekku dulu adalah orang taat beragama yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Aku pun makin penasaran terus bentuk wujud gigi petir itu seperti apa? tanyaku kembali, bentuknya agak kotak sekilas mirip beling atau marmer tapi mengkilap terus kalau dibanting nggak bakalan pecah jawabnya. Seandainya sekarang ada orang yang menemukan atau memiliki barang tersebut pasti bukan sembarang orang dan dia pasti punya suatu kelebihan yang tidak dimiliki banyak orang jawab pakde meneruskan sambil merokok lintingan jawa yang dipegangnya. Akupun meneruskan mencarinya tapi mungkin memang bukan keberuntunganku karena tak dapat menemukanya…..(antox skpfm)


Saatnya Rakyat Memilih Dengan Cerdas

Pemilihan legislatif sebentar lagi datang, hiruk pikuk menyambut kedatangannya sudah cukup terlihat saat ini. Para calon legislatif mulai gencar menebar simpati ke masyarakat untuk mendapatkan dukungan. di satu sisi, rakyat memiliki kebebasan penuh untuk menentukan sendiri pilihannya. Mekanisme tersebut memang hendak menunjukkan bahwa rakyatlah yang memiliki kedaulatan di negeri ini.

Satu hal penting dalam pemilihan legislatif secara langsung adalah rakyat harus cerdas dalam menentukan pilihannya, rakyat harus selektif dalam memilih siapa yang akan menjadi wakilnya. kualitas calon legislatif harus menjadi pertimbangan utama bagi rakyat untuk menentukan pilihannya. Sembarangan dalam menentukan pilihan akan berdmpak buruk bagi masa depan bangsa karena mereka yang terpilih tersebut akan mengemban tugas berat dalam menyelesaikan segala permasalahan rakyat.
Berangkat dari itu semua, informasi yang lengkap dan objektif mengenai calon legislatif yang akan dipilih mutlak untuk dimiliki masyarakat sebagai pemilih. Jangan sampai masyarakat memilih kucing dalam karung alias memilih tanpa mengetahui kualitas dan kapasitas calon. Tidak dimungkiri jika para calon pun telah melakukan berbagai usaha untuk mengenalkan dirinya kepada masyarakat, namun semua itu masih sebatas perkenalan dengan implikasi rakyat hanya mengenali wajah calon dan slogan semata.
Ibarat membeli produk, mengetahui wajah dan slogan calon semata tidak ubahnya hanya mengetahui produk dari bungkus dan merk nya semata dan tidak mengetahui ada apa didalamnya. Untuk memilih dengan cerdas, rakyat harus tahu secara menyeluruh calon yang akan diipilih baik secara penampilan, sikap dan yang paling penting adalah kualitas dan kapasitas calon.
Radio komunitas SKP FM sebagai media komunikasi berbasis kerakyatan yang merupakan sebuah gerakan ditingkat akar rumput untuk keadilan informasi merasa ikut bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan politik bagi rakyat. Untuk itulah kami menggagas adanya sebuah acara yang bisa menjembatani komunikasi antara masyarakat dengan para calon legislatif .
Program ”Rakyat Memilih” yang dilaksanakan oleh SKP FM dimulai pada minggu ini dan akan dilaksanakan seminggu sekali sampai bulan maret 2009. Dalam program ini selain mengupas seputar Pemilihan Umum (PEMILU) juga menghadirkan para Calon Legislatif untuk dialog langsung menyampaikan Visi dan Misinya kepada masyarakat