Sambak Online merupakan Jaringan Internet swadaya yang dirintis dan dikelola oleh pegiat dan relawan TIK yang ada di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Magelang. Dimulai sejak tahun 2012. Kemudian sekitar tahun 2014 mulai kerjasama dengan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Desa Sambak sampai sekarang.

Minggu, 30 Desember 2012

Jalan Sehat yang Digelar Oleh Forum Pemuda Sambak Berlangsung Meriah

MAGELANG - Jalan Sehat yang digelar oleh Forum Pemuda Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang berlangsung meriah. Hal ini ditandai dengan antusiasme peserta yang hadir dalam acara tersebut. Dari anak kecil sampai orang tua turut berpartisipasi pada Minggu (30/12/2012). Acara ini dipusatkan di lapangan SD Negeri Sambak ini juga dimeriahkan oleh pengisi hiburan dan permainan di sela-sela pembagian Doorprize.

“Senang sekali, karena disamping sehat juga dapat berkumpul dengan teman-teman. Mudah-mudahan acara seperti dapat dilaksanakan setiap tahun.” Ujar Atika salah seorang peserta.
Menurut Danu Utomo, mewakili panitia dalam sambutannya mengatakan, kendati persiapan bisa dibilang cukup singkat, namun secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan cukup meriah. Hal ini tentunya tidak lepas dari bantuan masyarakat, para donatur dan pemerintah Desa yang mendukung terselenggaranya acara ini.

“Alhamdulillah, kendati persiapan bisa dibilang cukup singkat, namun berkat dukungan dari semua pihak acara ini dapat terselenggara dengan cukup meriah. Kami mewakili panitia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat, para donatur dan pemerintah desa yang telah mendukung acara ini.” Ujarnya.

Tujuan dari acara ini tak lain adalah untuk menumbuhkan kembali kesadaran tentang manfaat olah raga jalan kaki yang dewasa ini mulai ditinggalkan. Disamping itu untuk mempererat tali silaturahim antar warga yang ada di Desa Sambak. Adapun sasarannya, semua warga masyarakat Desa Sambak tidak terkecuali, dari anak-anak sampai orang tua. Juga dalam rangka tutup tahun 2012 menuju tahun baru 2013.

“Disamping untuk mempererat tali silaturahim antar warga, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kembali kesadaran tentang manfaat olah raga jalan kaki”. Pungkasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Dahlan, Kepala Desa Sambak. Beliau mengatakan, sangat mendukung  dan memberi apresiasi yang luar bisa kepada Forum Pemuda Desa Sambak yang telah menginisiasi dan bekerja keras sehingga acara jalan sehat ini dapat berlangsung.

“Kami atas nama pemerintah desa sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh Forum Pemuda Desa Sambak ini. Mudah-mudahan acara ini dapat menjadi sarana rekreasi dan olah raga bagi keluarga. Disamping sehat, juga dapat menjadi ajang berkumpul semua warga”. Kata dia.

Adapun  rute yang ditempuh adalah start dari Lapangan SD Negeri Sambak ke arah utara sampai pertigaan dusun sindon dan sigaung disana dibagikan kupon. Setelah mendapat kupon peserta berbalik arah menuju selatan sampai perbatasan Desa Sambak dan Madukoro. Sampai disana potongan kupon diserahkan kepaniti. Peserta kembali langi kelapangan SD Negeri Sambak.

Acara yang dimulai sekitar pukul 07.00 pagi ini berakhir sesuai rencana yakni pukul 11.00 siang sudah selesai mengingat dibayang-bayangi mendung saat siang menjelang. Disela-sela pembagian doorprize juga diisi hiburan Band SMP Muhammadiyah Sambak, Band Dusun Punduhan dan Grup Musik Afita Nada dari Dusun Jarakan Barat. (rfq)

Sabtu, 24 November 2012

LPM “Tidar 21” UMM Menggelar Diksar di Sambak


MAGELANG. Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) “Tidar 21” Universitas Muhammadiyah Magelang menggelar Pendidikan Dasar (Diksar) di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Sebanyak kurang lebih 38 Mahasiswa dari berbagai Jurusan ikut dalam Diksar ini. Rencananya, Diksar akan dilaksanakan 23-25 November 2012. Adapun tema yang diusung adalah”Kritisisme Dalam Profesionalitas Organisasi”.

Muhammad Syaifudin, Ketua LPM “Tidar 21” UMM mengatakan tujuan diadakannya Diksar ini adalah untuk membekali peserta agar mempunyai kemampuan dasar dalam bidang jurnalistik, fotografi dan film. Disamping itu, kegiatan diksar ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap kritis mahasiswa sebagai salah satu agen perubahan.

“Tujuan dari diadakannya diksar ini adalah untuk membekali peserta tentang dasar-dasar jurnalistik, fotografi dan film. Disamping itu juga untuk menumbuhkan sikap kritis dan profesionalitas dalam sebuah organisasi.” Katanya.

LPM UMM sendiri mempunyai tiga divisi antara lain, divisi jurnalistik, divisi fotografi dan film. “setelah tadi malam teori materi tentang fotografi, rencananya pagi ini (24/11) kita akan hunting foto keliling kampung kemudian setelah itu akan kita review bersama-sama”. Pungkasnya.

Diksar yang mengambil tempat di komplek SMP Muhammadiyah Sambak ini, dibuka sekitar pukul  16.30 wib. Kendati sempat diguyur hujan, para peserta tetap antusias datang kelokasi acara.

Muhammad Ainur Rofiq, dalam sambutannya mewakili tuan rumah mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti ini. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat menjadi ajang bertukar ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar jurnalistik.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan seperti ini. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat menjadi ajang tukar pengetahuan dan  menambah khasanah keilmuan tentang dasar-dasar jurnalistik.” Kata Dia. (an)

Kamis, 15 November 2012

Forum Pemuda Desa Sambak Akhirnya Terbentuk


MAGELANG - Forum Pemuda Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang akhirnya terbentuk. Pertemuan yang di hadiri oleh sekitar 30-an Pemuda dari perwakilan masing-masing dusun tersebut bertempat di aula Balai Desa Sambak kamis (15/11/2012). Meski demikian, perwakilan pemuda dari salah satu dusun absen dalam pertemuan tersebut.

Pertemuan ini sebagai awal kegiatan pemuda yang ada di Desa Sambak. Karena kegiatan pemuda secara kelembagaan di Desa Sambak sudah lama vakum. Meski masing-masing pemuda di masing-masing dusun sudah ada kegiatan sendiri-sendiri, tapi itu hanya bersifat lokal dusun yang bersangkutan.

“Mudah-mudahan ini menjadi awal terbentuknya forum kegiatan pemuda yang ada di Desa Sambak karena memang selama ini terlihat vakum secara kelembagaan. Diharapkan setelah ini juga ada tindak lanjut. Disamping itu, dukungan dari pemerintah Desa (pemdes) juga sangat diperlukan.” Ujar Agung Aryono, salah satu pemrakarsa acara dari Himpunan Pemuda Dusun Punduhan.

Kemudian Danu Utomo, perwakilan dari Dusun Sambak 1 mengatakan, kalau pertemuan seperti ini tidak cukup hanya satu kali saja. Mengingat sebenarnya potensi pemuda yang ada di Desa Sambak sangat beragam. Forum ini salah satunya untuk mewadahi potensi-potensi tersebut dan kemudian disalurkan ke hal-hal yang lebih postif. Acara yang di inisiasi oleh Himpunan Pemuda Punduhan Ini memang layak di apresiasi.

“Memang sebaiknya pertemuan ini tidak cukup hanya sekali ini saja, karena potensi yang bisa dikembang Pemuda ini banyak sekali. Disamping itu untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan yang lebih postif. Acara yang di inisiasi oleh pemuda Punduhan ini memang patut kita apresiasi." Kata Dia.

Acara yang juga di hadiri oleh perwakilan pemuda, perangkat desa dan kepala dusun se-desa Sambak tersebut di mulai sekitar pukul 10.00 wib akhirnya menghasilkan beberapa kesepakatan. Satu diantaranya Forum Pemuda ini sebagai pengganti  Lembaga Persatuan Pemuda (LPP) yang pernah ada namun vakum.

"Dengan ini, Forum Pemuda Desa Sambak resmi terbentuk sebagai pengganti kepengurusan LPP yang selama ini vakum. Meskipun tidak dihadiri pengurus lama." Ujar Dahlan, Kepala Desa Sambak dalam tanggapannya.

Kepala Desa Sambak yang sedianya akan membuka acara tersebut akhirnya diurungkan mengingat waktu sudah cukup siang. Akhirnya, pembukaan acara minus kepala desa dikarenakan kepala desa terlambat hadir karena ada kepentingan lain. (***)

Rabu, 14 November 2012

Tidak Ada Seleksi PPS


Kota Mungkid - Dalam penyelenggaraan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013, KPU Kabupaten Magelang memutuskan tidak akan membuka seleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS).

“Jalan keluarnya, KPU Kabupaten Magelang melalui fasilitasi Pemda memohon bantuan kepala desa untuk menunjuk 3 orang calon PPS kepada KPU”, Kata Ahmad Majidun , MA, Ketua KPU Kabupaten Magelang selaku pemateri utama dalam forum Rakor Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) Kabupaten Magelang, di Ruang Bina Karya Setda Kabupaten Magelang, Selasa,  ( 13/11) .

Dalam rakor yang dibuka oleh Sekda Drs Utoyo dengan materi sosialisasi pemilu legislatif 2014 dan Pilgub Jateng 2013 ,  Ketua KPU Kabupaten Magelang menegaskan hal itu  tidak menyalahi ketentuan karena sesuai amanat UU No 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu  pasal 44 yang menyebutkan bahwa  panitia pemungutan suara terdiri  tokoh masyarakat yang ditunjuk oleh kepala desa dan BPD.

“KPU Kabupaten Magelang akan membuat SK untuk PPS dan yang melantik adalah Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)”, Imbuhnya.Selain efisiensi waktu, tidak ada dibukanya seleksi PPS juga terkait efisiensi anggaran.

29 Miliar
Sementara itu, dalam forum yang sama, Sekda Kabupaten Magelang, Drs Utoyo, menyampaikan Pemkab Magelang telah menetapkan anggaran sebesar Rp. 29 Miliar untuk penyelenggaraan Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Magelang tahun 2013, untuk prediksi dua putaran.

“ Awalnya pemkab menyiapkan dana sekitar Rp. 22,5 Miliar. Namun karena ada usulan dari KPU untuk menambah dana hibah , maka ditetapkan Rp. 29 Miliar, yang dihimpun dari dana APBD selama 3 tahun mulai dari tahun 2010 hingga 2013 nanti”, Kata Utoyo dalam rapat yang diikuti oleh perwakilan seluruh SKPD ,  BUMN , BUMD dan Perguruan Tinggi di Kabupaten Magelang. (sumber: http://kpukabmagelang.com/371-no-pps )

Minggu, 04 November 2012

Radio SKP FM Gelar Nonton Bareng Film Linimassa 2


MAGELANG - Radio Suara Kampung Pintar (SKP FM) menggelar nonton bareng (nobar) layar lebar Film Linimassa 2 yang serentak diputar dilebih 50 titik se-Indonesia pada sabtu (3/11/2012). Dimulai nobar pertandingan Liga Inggris antara Manchester United melawan Arsenal yang kebetulan juga sudah ditunggu para pecinta bola. Setelah itu baru Film Linimassa 2 diputar. Bertempat di halaman SMP Muhammadiyah Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Tak kurang sekitar puluhan orang nampak memadati acara tersebut.

“Sebenarnya  acara utama adalah nonton bareng Film Linimassa 2 yang memang serentak di putar perdana di seluruh Indonesia. Namun kebetulan ada pertandingan yang ditunggu-tunggu para pecinta bola Liga Inggris yakni antara Manchester United vs Arsenal. Ya sudah akhirnya sekalian saja.” Ujar As’ad Toha, salah seorang panitia yang juga penyiar Radio SKP FM.

Meski dibayang-bayangi mendung dan sempat diguyur hujan, tak menyurutkan animo penonton yang datang. Ketika hujan mengguyur panitiapun langsung berinisiatif memindahkan peralatan ke parkiran depan studio Radio yang memang aman dari hujan.

“Memang kalau mengadakan acara di luar ruangan saat-saat sekarang dibayangi hujan karena memang sudah musimnya. Namun kita sudah sediakan tempat alternatif meski lebih sempit untuk antisipasi jika turun hujan.” Tambahnya.

Acara tersebut dimulai sekitar pukul 19.45 wib dan penonton berangsur-angsur pulang pada sekitar pukul 22.30 wib. (cus)

Sabtu, 03 November 2012

Belasan Pemuda Sambak Berkumpul Bahas Pemanfaatan Internet dan Sosial Media


MAGELANG - Sekitar 19 orang pemuda berkumpul di parkiran Radio Komunitas Suara Kampung Pintar (SKP FM) Minggu (12/08/2012). Mereka berkumpul dalam Sarasehan dan Buka bersama yang di selenggarakan bersama oleh Radio Komunitas SKP FM, Forum Masyarakat Sambak (grup faceebok), dan PRPM Sambak. Acara yang mengusung tema "Jurnalisme Warga dan Pemanfaatan Sosial Media untuk Perubahan Sosial" ini ternyata di sambut baik oleh beberapa pihak.

Diusungnya tema tersebut dalam acara ini tak lain dan tak bukan adalah karena semakin banyaknya pengguna Internet dan Sosial Media di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Disamping itu adanya pemahaman dan pemanfaatan Sosial Media ini diharapakan agar bisa saling tukar informasi secara terus-menerus serta digunakan untuk hal yang lebih positif.

Amron Muhzawawi, editor Harian Magelang Ekspres yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan, pertemuan seperti ini harus sering di adakan mengingat manfaat yang di dapat. Kalau bisa kedepannya lebih berbicara tentang hal teknis seperti pelatihan menulis, pembuatan blog dan lain sebagainya.

“Kedepannya harus membahas yang lebih teknis, seperti pelatihan menulis bagi warga, pembuatan blog dan “kampanye” pemanfaatan internet secara sehat. Saat ini kan baru membahas wacana secara umum, kalau kedepannya membahas yang lebih teknis akan lebih baik.” Kata dia.

Saat ini banyak kalangan pelajar dan anak muda menggunakan internet hanya sebatas untuk iseng-seng saja, belum di manfaatkan untuk hal-hal yang lebih bernilai. Padahal jika di manfaatkan untuk bisnis misalnya, ini akan sangat efektif.

“Saya menawarkan “Sutelo” keripik singkong pedas itu awalnya juga dari facebook, dan ternyata tanggapan dari teman-teman di faceebok luar biasa. Ini kan hanya salah satu contoh saja sebenarnya.” Pungkasnya.

Berbeda lagi yang di lakukan Danang Rosid, Danang memanfaatkan salah satu jejaring sosial facebook untuk mendapatkan informasi beasiswa. “Saya pernah bergabung dalam sebuah grup di Facebook yang berkaitan dengan Informasi program-program beasiswa dan ini sangat membantu”.Ujar Lulusan Teknik Elektro Universitas Indonesia ini.

Dalam acara tersebut juga membahas tentang Internet Masuk Desa dengan konsep RT/RW net atau jaringan Internet nirkabel. Gagasan yang di usung oleh beberapa pegiat Radio Komunitas SKP FM di sambak ini ternyata mendapat tanggapan yang positif mengingat sisi manfaat yang didapat namun dengan biaya yang relatif lebih murah.

“Langkah awal untuk membangun RT/RW net ini bisa dimulai dari tim kecil yang selanjutnya membuat proposal kemudian di tawarkan kepada calon pengguna. Agar calon pengguna minimal punya gambaran apa dan bagaimana sebenarnya sistem dan kebutuhan yang diperlukan. Dan tentunya pemerintah Desa juga harus dilibatkan.” Kata Danu Utomo, salah satu penyiar Radio SKP FM yang juga aktif di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). (skpfm)

Kamis, 25 Oktober 2012

Merubah Pola Pikir Modal Desa Mandiri

Partisipasi warga dalam mewujudkan kemandirian sebuah desa menjadi penentu utama namun pola pikir masyarakat secara menyeluruh akan bisa lebih menjadi pijakan gerakan sebuah kampung untuk merubah keadaan. Seperti hari ini (24/10/2012) Desa Giritirta, Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara sedang berusa memulai gerakan kemandirian tersebut. Kegiatan gerakan desa mandiri yang didukung oleh Bappeda Banjarnegara dan relawan Kelas Warga ini diiikuti oleh sekitar 20 orang yang terdiri dari unsur PKK, Pamong Praja, Pendidik dan Karang Taruna.

“Desa mandiri dimulai dari cara kita berpikir”, tutur Budhi Hermanto disela-sela sesi kegiatan yang ditujukan untuk analisis sosial pada hari ini. Penggalian gagasan dimulai dengan diskusi kelompok untuk menelorkan ide dan keinginan Desa Giritirta dalam memulai perubahan. Proses diskusi kali ini menarik karena separuh peserta forum adalah perempuan sehingga banyak program yang berkaitan dengan ekonomi dan rumah tangga menjadi prioritas, disamping banyak pula ide tentang optimalisasi sumber daya manusia.

“Kita harus bisa menjadi pelaku, bukan menjadi penonton yang hanya mengkruk-mengkruk dirumah”, jelas Nining dalam presentasi hasil diskusi. Kebutuhan warga akan sosok pemimpin yang jujur, adil dan ramah di segala lini juga menjadi permintaan khusus yang disampaikan pendidik di sebuah SD ini.

Mewujudkan desa mandiri bukan hal yang tidak mungkin tapi ‘sangat’ mungkin. “Tidak ada bayi yang lahir langsung bisa bicara kecuali Nabi Musa AS”, teriak Budi menyemangati forum. Semua akan bisa mungkin jika kita mau dan berkehendak melalui prosesnya.

Kegiatan kedua setelah Desa Bojanegara ini akan diupayakan menjadi trigger (pemicu, red) bagi desa lain untuk bergerak, banyak bercerita dan tidak menjadi ‘penunggu’ keajaiban apalagi kucuran dana dari pemerintah. Pemanfaatan media internet melaui website hanya salah satu upaya untuk kita mengenalklan diri secara global. (nurmans-shakti)
Sumber:  www.jrkjateng.org

Selasa, 18 September 2012

Jathilan Ramaikan Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Desa Sambak

MAGELANG - Kesenian Jathilan ramaikan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-67 di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, Minggu (16/09/2012). Ada empat kelompok jathilan yang ikut memeriahkan. Keempat kelompok jathilan tersebut 2 diantaranya berasal dari Desa Sambak sendiri yakni "Anjani Putro" dari Sambak 2 dan "Rekso Mudo Budoyo" dari Jarakan Timur. Kemudian 2 lainnya berasal dari Sidomulyo salaman, dan Bonjok Wuwuharjo Kajoran. Pementasannya pun tersebar di beberapa tempat, antara lain di dusun sambak 1, dusun Jarakan Barat, dusun Sindon dan Dusun Miriombo.

Sebelum pementasan berlangsung, upacara bendera dilakukan secara sederhana. Kemudian di lanjutkan pawai karnaval yang diikuti berbagai lembaga pendidikan maupun dusun-dusun yang ada di Desa Sambak. Pasukan bendera merah putih berada di paling depan, kemudian di susul Pasukan Drum Band dari MI AL-Iman Sambak, Drum Band dari SMP Muhammadiyah Sambak dan paling belakang konvoi sepeda motor.

Kendati berlangsung secara sederhana dan tanpa persiapan yang matang, namun cukup menghibur warga di Desa Sambak dan sekitarnya. “Harusnya tahun depan harus dipersiapkan lebih matang lagi agar tambah meriah. Ini kan setahun sekali dalam rangka memperingati HUT RI, jadi harusnya masyarakat lebih kompak dan pemerintah Desa juga harusnya lebih mengakomodir acara seperti ini.” Ujar salah seorang warga di antara kerumunan penonton.

Seperti diketahui, warga masyarakat Desa Sambak memang sudah menunggu-nunggu perayaan HUT kemerdekaan RI ke-67 tahun ini. Karena Desa-desa tetangga disekitar Desa Sambak sudah terlebih dahulu menggelarnya. Namun, sepertinya belum ada kesiapan pemerintah Desa dengan alasan berbenturan waktu dengan puasa dan lebaran. Akhirnya, perayaan HUT kemerdekaan RI ke-67 tahun ini dilakukan tanpa persiapan yang matang dan baru diselenggarakan di pertengahan bulan September tahun ini. (ms)

Senin, 10 September 2012

Internet Desa Sambak Mulai Terealisasi


MAGELANG - Internet Desa Sambak yang di gagas oleh Radio Komunitas Suara Kampung Pintar (SKPFM) Sudah terealisasi di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang. Sehingga warga bisa menikmati akses internet dengan mudah dan murah. Mudah dan murah karena tidak perlu jauh-jauh pergi ke warung internet (wanet) yang paling dekat dengan Desa Sambak adalah 3,5 kilometer bahkan lebih.

Dengan konsep Wi-Fi (Wireless Fidelity) atau jaringan tanpa kabel RT/RW Net ini masyarakat bisa menikmati akses internet dari rumah masing-masing. Sejak di operasikan mulai Selasa (04/09/2012) lalu dan sudah di uji koneksi di beberapa titik di Desa Sambak ternyata hasilnya lumayan bagus. Mengingat letak geografis yang banyak pepohonan dan topografi tanah yang cenderung tidak rata. Dalam radius 50-400 meter menggunakan Laptop/Netbook masih bisa diterima dengan baik.

“Setelah di lakukan uji koneksi dalam radius 50-400 meter dari Tower Radio SKP FM sudah bisa diterima baik meskipun tidak semua tempat dengan jarak yang sama menerima sinyal dengan baik. Hal ini dikarenakan letak dan banyaknya penghalang seperti pohon dan lain-lain.” Ujar As’ad Toha, salah satu Pengurus sekaligus penyiar di Radio SKP FM.

Pemerintah Desa Sambak juga mendukung adanya Internet masuk Desa ini. Karena Internet sudah menjadi kebutuhan di era sekarang ini. Hampir semua bidang pasti membutuhkan Internet untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, namun termasuk Pemerintah desa, petani, pedagang juga membutuhkan akses internet ini.

Menurut Dahlan, Kepala Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang ketika di temui di kantor Desa Rabu(05/09/2012) mengatakan, “Hampir semua bidang saat ini membutuhkan Internet, karena memang segala informasi yang dibutuhkan akan di dapatkan secara lebih mudah. Termasuk informasi-informasi terkait dengan pembangunan. “

“Kami mewakili pemerintah Desa sangat mengapresiasi dan mendukung adanya Internet Masuk Desa ini. Namun tentunya juga harus di barengi dengan filter dan sosialisasi tentang Internet Sehat agar warga menggunakan internet secara bijak. ” Pungkasnya. (skpfm)

Kamis, 23 Agustus 2012

Suara Pintar dari Radio Komunitas

Ruangan itu hanya berukuran 3 x 2 meter persegi, hanya dilengkapi peralatan sederhana berupa sebuah komputer, dan pemancar berkekuatan 50 Watt. Namun, di sinilah dilakukan beragam acara siaran radio yang menjadi pusat perhatian, pusat informasi lokal masyarakat Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang.
Pusat perhatian itu adalah sebuah radio yang diberi nama Radio Komunitas Suara Kampung Pintar. Sejak berdiri pada 17 Agustus 2008, radio ini telah memiliki sedikitnya 200 pendengar setia yang tersebar di tujuh desa di Kecamatan Kajoran dan Salaman.
Setiap harinya, siaran dimulai sejak pukul 16.00 WIB hingga 23.00 WIB. Selama tujuh jam, ditampilkan empat hingga lima acara siaran. Diawali dengan permintaan lagu-lagu top hits masa kini, siaran agama, dan curhat ala anak muda yang diberi label Konco Kampung, acara akhirnya ditutup dengan unjuk bincang (talk show) yang diberi nama acara Pos Rondo Gulo Jowo (PRGJ).
Karena paling diminati pendengar, PRGJ akhirnya membuat jam tutup siaran yang resminya ditetapkan pukul 23.00 WIB, menjadi sekadar "formalitas" belaka. "Kalau pendengar masih asyik bertanya dan pembicara yang dihadirkan belum capai menjawab, maka PRGJ pun bisa terus berlanjut, terkadang hingga tengah malam," ujar M Ainur Rofiq (24), salah seorang penyiar dan pendiri Radio Suara Kampung Pintar.
Pembicara yang ditampilkan bisa dari kalangan apa saja, dokter puskesmas, pengusaha kerajinan yang sukses atau anak-anak kuliah yang kebetulan sedang melangsungkan kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Sambak.
Dengan berlabel radio komunitas, Rofiq mengatakan, radio ini dibangun dengan sangat sederhana. "Modal pendirian radio kami ini adalah restu dan dana patungan dari para sesepuh serta tokoh masyarakat di Desa Sambak," ujarnya.
Awalnya, sebuah radio komunitas di Desa Sambak sempat berdiri pada tahun 2006. Dengan dipayungi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan Agro Wana Wisata (AWW), radio ini bertahan hingga tahun 2007. Namun, karena konflik dan ketidakcocokan antara pengurus LSM dan para pengelola radio, radio komunitas ini pun vakum selama sekitar 10 bulan.
Jera berada di bawah tekanan majikan, Rofiq dan dua temannya yang lain akhirnya memutuskan untuk kembali mendirikan radio ini kembali dengan konsep independen. Ide ini akhirnya mulai dilaksanakan pada Juni 2008. Sebagai persiapan, mereka pun mencoba berkeliling desa, meminta pendapat, mencari lokasi, berikut sumbangan dana dari warga.
Bangunan yang dipakai akhirnya adalah sebuah ruang dapur milik SMP Muhammadiyah Sambak yang sudah tidak terpakai lagi. Setelah terkumpul Rp 1,5 juta, mereka pun memulai siaran dengan sebuah pemancar kecil.
Dengan berlabel radio komunitas, M Aprianto, penyiar lainya, mengatakan, radio ini dibangun dengan konsep yang sangat sederhana dan jauh dari tujuan mencari keuntungan. "Kami hanya ingin membagi informasi, memberi pembelajaran, dan menggali potensi desa agar semakin dikenal oleh orang lain, paling tidak warga di desa tetangga," ujar Aprianto. (EGI Kompas)
http://tekno.kompas.com/read/2009/06/08/15200327/Suara.Pintar.dari.Radio.Komunitas?fb_action_ids=3707619285153&fb_action_types=og.likes&fb_source=timeline_og&action_object_map=%7B%223707619285153%22%3A10150248942986764%7D&action_type_map=%7B%223707619285153%22%3A%22og.likes%22%7D&action_ref_map=%5B%5D

Jumat, 10 Agustus 2012

Sandang Baru, Program Acara yang digemari Banyak Pendengar


MAGELANG - “Wooo……uooo…yang lalu biar berlaluuuuu……serrr…serrrr” itulah potongan iklan program yang selalu di putar tiap pagi mengawali acara. Sandang Baru adalah nama program acara tersebut. Sandang Baru merupakan singkatan dari “Sarapan Dangdut Lebar Turu” (Sarapan Dangdut sehabis Tidur).

Program Baru di Radio Suara Kampung Pintar (SKP FM) tiap pagi selama bulan Ramadhan ini di mulai pukul 05.15 – 06.30 wib. Baru beberapa hari saja, “Sandang Baru” ini langsung digemari banyak pendengar. Hal ini terlihat dari banyaknya SMS yang masuk ke nomor 0853 2900 7172 tiap acara tersebut berlangsung. Program yang di bawakan oleh Anjas, salah satu penyiar dan pengurus Radio SKP FM tersebut mendapat sambutan yang luar biasa dari para pendengar.

“Tak kurang dari 30-50 an SMS selalu masuk tiap paginya, entah itu sekedar request lagu, kirim salam ataupun menginformasikan sesuatu yang penting di lingkungannya masing-masing.” Kata Anjas.
Program acara yang juga di selingi dengan Informasi dan Berita aktual seputar Magelang tersebut memang menjadi teman warga mengawali aktifitas di pagi hari. Dengan gayanya yang kocak dan khas, Anjas mencoba menyuguhkan musik bergenre melayu atau dangdut karena dianggap lebih “merakyat” dan diterima semua kalangan.

“Ya mungkin karena musik dangdut bisa diterima di semua kalangan, jadi masyarakat yang suka lagu-lagu melayu langsung menjadi pendengar setia tiap paginya. Disamping itu, kita juga membacakan Informasi dan Berita di sela-sela lagu agar para pendengar juga mendapatkan Informasi aktual.” Pungkasnya.

Selama bulan ramadhan 1433 H tahun ini, Radio SKP FM memang mempunyai program acara khusus. Satu diantaranya adalah Sandang Baru. Kemudian program lain seperti Kajian Islami setiap sore menjelang berbuka puasa dan Senandung Religi sehabis maghrib. (mu)

Selasa, 31 Juli 2012

Internet Masuk Desa Harus Segera Terealisasi

MAGELANG - Internet masuk desa yang di gagas oleh pengelola Radio Komunitas Suara Kampung Pintar (SKP FM) harus segera terealisasi. Hal ini mengingat banyak manfaat yang akan di dapat oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan yang ada di Desa Sambak. Usulan ini juga ternyata di sambut baik oleh Ahmad Yusuf selaku Kepala Urusan Umum (Kaur Umum) di Desa Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.


Yusuf mengatakan, Saya secara pribadi sangat menyambut baik dengan gagasan tersebut. Karena jika internet Masuk Desa ini terwujud nantinya banyak sekali manfaat yang bisa di dapatkan oleh masayarakat dan para pemangku kepentingan. Disamping itu juga bisa di manfaatkan untuk mengakses informasi yang di butuhkan antara lain, Informasi pekerjaan, Informasi Pendidikan, pertanian dan lain sebagainya. Disamping itu juga bisa dimanfaatkan untuk promosi produk dan potensi lokal yang ada di Desa Sambak.


“Sekarang memang sudah zamannya era teknologi informasi, jadi pemanfaatan Internet harus optimal. Karena, ini tentu saja akan berpengaruh pada kehidupan perekonomian di Desa yang ujungnya adalah kesejahteraan Masyarakat. Melalui internet ini masyarakat nantinya bisa mengakses informasi yang diperlukan, dari Informasi pekerjaan sampai informasi pertanian dan lain-lain. Juga sebagai sarana komunikasi tanpa batas antar warga dan sarana promosi produk dan potensi lokal.” Kata Yusuf.


Menurut Yusuf, asalkan ada kemauan disitu pasti ada jalan. Memang kesadaran pemanfaatan Internet ini belum begitu besar dan sebagian masyarakat menganggap internet hanya sebagai media “iseng” saja. Padahal jika kita lihat dari sisi manfaat, sangat luar biasa. Nah, ini sekaligus nanti menjadi media kampanye penggunaan dan pemanfaatan Internet secara baik dan sehat jika Internet sudah masuk Desa nanti.


Biaya untuk realisasi Internet Masuk Desa ini sebenarnya tidak terlalu mahal jika mengingat manfaat yang akan di dapat nantinya. Terlebih lagi sebagian Infrastrukturnya sudah ada, seperti koneksi Internet dari ISP (Internet Service Provider) dan Tower. Tinggal menambahkan beberapa alat lagi untuk menyebarkan koneksi internet ke seluruh Desa. Jika tanpa kabel (Wireles), alat yang digunakan Antara lain Antena Omni, Router Board dan kabel UTP.


Kemudian alat untuk Penerima jika sudah mempunyai Laptop/Netbook bisa langsung tersambung, dan jika sudah mempunyai PC/Komputer Rumah, tinggal menambahkan Radio Acces Point atau menggunakan teknologi murah meriah paket Wajan Bolic.


“Alat dan biaya yang dibutuhkan sebenarnya tidak sulit dan tidak mahal jika dilihat dari sisi manfaat yang sangat besar. Rencanaya, koneksi internet akan disebarkan dari tower yang ada di Radio SKP FM ke seluruh Desa dengan tanpa kabel (wireles). Ini lebih popular dengan istilah RT RW Net yang sudah diterapkan di beberapa tempat di Indonesia. Dengan RT RW Net ini, berinternet akan jauh lebih murah karena biaya bisa ditanggung bersama-sama atau swadaya. Namun tentunya juga butuh dukungan dari berbagai pihak untuk realisasinya”. Ujar Muhammad Ainur Rofiq, Koordinator Radio SKP FM. (an)

Minggu, 22 Juli 2012

Pemdes Tidak Maksimal, Warga Suarakan Aspirasi Melalui Radio Komunitas

MAGELANG - Keberadaan Radio Komunitas Suara Kampung Pintar (SKP FM) yang ada di Desa sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang di manfaatkan warga untuk menyuarakan aspirasi dan Keluhan. Aspirasi dan keluhan tersebut seputar pelayanan dan kinerja dari Pemerintah Desa (Pemdes) yang di rasakan warga kurang berjalan.

Menurut salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, selama ini warga masyarakat tidak mengetahui apa sebenarnya program yang sedang dan akan dilaksanakan. Hal ini dikarenakan tidak pernah ada musyawarah rutin terkait dengan permasalahan yang ada didesa.

“Selama ini kami tidak tahu tentang program apa saja yang ada di desa karena minim Informasi. Dan juga kami melihat tidak berjalannya fungsi kerja yang ada di pemerintahan Desa. Salah satu contoh saja misalnya, ketika kami mau mengurus surat-surat, tak jarang belum ada orang di Balai desa pada jam kantor. Ini kan sangat mengganggu layanan terhadap warga.” Ujarnya.

Masih menurut warga, realisasi dana Alokasi Dana Desa (ADD) yang ada di Desa Sambak tidak jelas peruntukkannya. Padahal sudah tiga tahun turun, namun sampai saat ini tidak diketahui kejelasan tentang hal ini. Diperparah lagi tentang data dan administrasi kependudukan yang carut marut. Padahal data kependudukan sangat penting untuk menentukan kebijakan strategis di Desa terkait dengan warga.

“Ya sebagai warga, sebenarnya hanya ingin mengetahui sejauh mana perkembangan pembangunan yang ada di Desa, tidak hanya secara fisik namun juga realisasi-realisasi lainnya. Karena kami melihat tidak ada pengorganisasian yang baik pada pemerintah Desa. Jadinya ya seperti ini, terkesan asal-asalan dan kurang transparan.” Tambah nya. 

Itulah yang disampaikan warga kepada Radio SKP FM karena dipandang satu-satunya media yang mampu meyuarakan aspirasi warga ketika fungsi Badan Perwakilan Desa (BPD) yang seharusnya bermitra dengan Pemerintah Desa tidak berjalan. Warga berharap mudah-mudahan persoalan ini tidak berlarut-larut, sehingga layanan terhadap masyarakat dan pembangunan yang ada di Desa Sambak berjalan dengan baik.

Radio SKP FM pun juga menyambut baik aspirasi dari warga ini karena memang salah satu fungsi dari Radio Komunitas adalah menjadi saluran Informasi dan aspirasi dari warga masyarakat. Radio SKP FM juga sebenarnya sudah memberikan ruang terhadap perbagai pihak termasuk pemerintah desa terkait dengan sosialisasi program dan lain sebagainya, namun belum dimanfaatkan secara optimal.

“Kami menyambut baik aspirasi dari warga tersebut, dan sebenarnya kami juga sudah memberi ruang pada pihak-pihak terkait termasuk Pemerintah desa terkait dengan sosialisasi dan lain sebagainya, namun ternyata belum di manfaatkan secara optimal”. Ujar As’ad Toha, salah satu pengurus sekaligus penyiar di Radio SKP FM. (an)

Selasa, 10 Juli 2012

Mobil Tabrak Pohon, Satu orang Tewas

MAGELANG - Sebuah kecelakaan tunggal terjadi di Desa Bambusari Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang pada Jum’at (6/7/2012) pagi sekitar pukul 10.00 WIB. Menurut keterangan warga, salah seorang korban meninggal karena tidak sempat menyelamatkan diri.

 “Satu orang meninggal dan satu orang selamat setelah melompat dari mobil. Korban yang meninggal diketahui bernama Budi. Keduanya adalah warga Desa Kaliabu Kecamatan Salaman, namun lama tinggal di jakarta”. Kata salah seorang Warga.

Belum diketahui secara pasti penyebab terjadinya kecelakaan tunggal ini. Namun dugaan sementara karena mobil dalam kondisi tidak baik dan rem blong sehingga menabrak sebuah pohon di pinggir jalan. Ditambah dengan kondisi jalan yang sedikit menurun.

 “Kalau di lihat dari bekasnya, kemungkinan karena kondisi mobil rusak atu rem blong, jadi sopir tidak bisa mengendalikan kemudian menabrak pohon.” Tambah Warga. Berdasarkan pengamatan di tempat kejadian, mobil berjenis “Jeep” bernomor polisi BK 125 SM tersebut ringsek dan ban bagian depan lepas. Sampai pukul 13.00 WIB terlihat belum ada petugas yang memasang Garis Polisi di Tempat Kejadian. (rfq)

Rabu, 02 Mei 2012

Menjadi Seorang Pengusaha itu Harus “Gila”

MAGELANG - Kebanyakan orang jika ingin merintis usaha biasanya sudah takut bayangan dan hanya terpaku pada kendala. Padahal itu bukanlah suatu alasan asalkan punya kemauan yang kuat. Seorang wirausahawan itu harus “Gila”, dalam artian harus bisa beda dengan orang kebanyakan dan kreatif menciptakan inovasi-inovasi. Di dalam otak manusia itu terdapat apa yang disebut sebagai otak kanan dan otak kiri. Dalam dunia Usaha, kita harus sering menggunakan otak kanan. Karena dengan menggunakan otak kanan hal-hal “Gila” itu akan muncul.

Demikian dikatakan Cahyo Adi Wibowo, Pengusaha muda kota Magelang dalam acara sarasehan bertema “ Menumbuhkan Semangat Kewirausahaan Pemuda” yang di selenggarakan oleh Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah (PRPM) Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang bekerjasama dengan Radio Komunitas Suara Kampung Pintar (SKP FM), Sabtu malam (7/04/2012).

Pemilik “Kedai Pizza” yang sudah mempunyai 30 cabang di Jawa Tengah dan Jawa Barat ini mengatakan “Ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam merintis sebuah usaha. Yang pertama adalah action, seorang wirausahawan itu harus segera merealisasikan keinginan usahanya. Artinya, tidak perlu banyak omong namun hasilnya tidak ada tapi justru harus mulai direalisasikan secara nyata. Seorang pengusaha itu juga harus merasakan bangkrut terlebih dahulu, karena nantinya akan semakin pintar.” Kata dia.

“Kemudian yang kedua, action. Orang yang merintis usaha tidak mungkin serta merta langsung sukses, butuh ketekunan dan keuletan. Yang ketiga, action lagi. Sarasehan dan diskusi seperti ini adalah sebuah action kecil, namun kemudian juga harus di konkritkan lagi menjadi tindakan nyata yang lebih spesifik.” Jadi kerja nyata, itu adalah kuncinya. Jatuh bangun itu sudah biasa dalam usaha.” Pungkasnya.

Usman (29), Ketua PRPM Sambak mengatakan, kegiatan seperti ini rencanya akan di selenggarakan secara rutin pada minggu pertama setiap bulannya. Jika dilihat dari antusiasme yang hadir dalam acara ini, tidak menutup kemungkinan kedepan akan lebih banyak lagi yang hadir.

Sarasehan yang dihadiri sekitar 25 orang pemuda tersebut berlangsung lancar sampai akhir acara. Acara ini juga “live on air” di Radio SKP FM pada frekuensi 107.6 MHz, jadi banyak yang mendengarkan dari rumah masing-masing. Bahkan tak jarang pendengar bertanya melalui layanan pesan singkat di nomor 0853 2900 7172 tentang kiat-kiat dalam berwirausaha dan lain sebagainya. (rfq)

Rabu, 21 Maret 2012

Jalan Rusak, Warga Harapkan Perbaikan

MAGELANG - Jalan raya Kaliabu-Kajoran yang menghubungkan dua Kecamatan diKabupaten Magelang Jawa Tengah rusak. Hal ini dikeluhkan warga pengguna jalan yang setiap hari melewati jalan tersebut. Jalan yang rusak disebabkan beberapa faktor, antara lain aspal yang tipis dan drainase yang kurang. Ditambah lagi, over muatan yang tidak sesuai dengan konstruksi jalan.

Anis Widodo (33), salah seorang pengguna jalan mengatakan, ”Sudah lama jalan rusak, namun belum ada perbaikan dari pihak terkait. Harusnya dari pihak terkait segera tanggap, Karena jalan ini adalah akses utama yang menghubungkan beberapa desa di kecamatan kajoran dan salaman.” Ujarnya.

“Terlebih jalan yang melewati dusun gondangan Desa Banjaragung terlihat paling parah, di tambah lagi jalan yang menikung dan terdapat tanjakan yang curam membuat para pengguna jalan khawatir ketika melewati daerah tersebut.” Tambah Widodo.

Wahyudi, Kepala seksi Jalan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Magelang mengatakan, “Untuk perbaikan jalan Kaliabu-Kajoran itu masuk dalam paket perbaikan jalan Kaliabu-Kajoran dan Kajoran-Kaliangkrik. Dan pada bulan April mendatang akan dimulai proses tender, kemudian sekitar bulan Juni-Juli mulai terealisasi . Dana yang disiapkan untuk proyek perbaikan jalan ini sekitar 2,6 Milyar Rupiah berasal dari Dana Alokasi Khusus ( DAK).” Katanya, ketika di temui di kantornya.

“Dari total dana 2,6 Milyar tersebut yakni 10 % nya, sekitar 267 Juta Rupiah digunakan untuk pendampingan dan pajak. Nantinya, masyarakat juga bisa terlibat dalam proyek tersebut menjadi pekerja lapangan dengan cara mendaftar pada pemborong yang nanti akan mengerjakan.”

“Sebenarnya ada beberapa faktor penyebab kerusakan jalan, antara lain Over muatan yang tidak sesuai dengan konstruksi jalan, drainase yang tidak sesuai dan lain-lain.” Pungkasnya. (rfq)

Aku Bukanlah Dhana Widyatmika

Aku memang bukan Gayus tambunan, seorang PNS Dirjen pajak yang memiliki uang milyaran dan bisa jalan-jalan keluar negeri meski dengan status tahanan. Aku juga bukan Dhana widyatmika, PNS Dirjen Pajak lainnya yang memiliki banyak mobil mewah “limited edition” dan uang milyaran rupiah, padahal gajinya hanya sekitar 5 jutaan/bulan. Dan aku juga bukan Ruhut sitompul, pengacara yang sekarang menjadi anggota dewan dari partai pemenang pemilu yang memiliki jam tangan Rollex seharga 450 juta rupiah. Aku juga tidak memiliki Blackberry sejak tahun 2010, bahkan sampai sekarang “ Yang Mulia”. Aku juga bukan Sutan Batoeghana yang memakai sepatu merk ternama seharga 3 jutaan dan katanya itu murah. Juga bukan wakil ketua DPR dari partai atas nama Islam yang memakai jam tangan tak kalah mewahnya seharga 70 an juta rupiah.

Aku juga bukan seorang anggota Dewan yang terhormat yang mempunyai fasilitas super mewah dan semuanya itu difasilitasi oleh Negara. Dan itu sesuai amanat Undang-undang katanya. Yang jelas 1000 kali lebih kaya dari Rakyat yang diwakilinya. Bukan pula pejabat yang hobinya pencitraan dan pamer kemewahan, sementara Rakyat yang seharunya dilayani menjerit karena bahan kebutuhan hidup semakin susah dibeli. Bukan pula bawahan menteri yang bisa memanfaatkan kedekatan dengan atasan untuk minta Fee dalam bahasa halusnya, atau “Jatah Preman” dalam dalam proyek-proyek tertentu. Aku juga bukan fungsionaris partai politik yang kerjaannya melobi sana-sini untuk meng-goal-kan sejumlah proyek demi kepentingan partai dan dirinya sendiri.

Aku bukan artis, apalagi punya grup Boyband “karbitan” yang populer dengan hanya melambai-lambai saat di panggung dan selalu lipsync saat menyanyi. Dan mempunyai penggemar fanatic yang siap menjerit histeris kalo perlu sampai pingsan di setiap pementasan. Karena artis seperti mereka mempunyai slogan: “Saya tampan, maka saya ada”. Bukan pula artis yang menjadi ngetop hanya karena Joget tari India di Youtube. Aku juga bukan artis yang tiap hari disorot kamera karena sering membuat kontroversi. Bahkan sampai sandal yang dipakai pun bisa menjadi bahan berita karena presenter yang “Lebay” . Bukan pula artis yang mulai merambah kedunia politik dengan memanfaatkan ketenaran nya. Atau mungkin karena sudah tidak terlalu laku di dunia ke-artis-an, lalu banting setir menjadi wakil rakyat, wakil bupati dan walikota.

Aku juga bukan ustadz yang selalu muncul di Infotainment dan menjadi pemberitaan heboh di media massa karena sedang naik daun. Bukan pula ustadz “ganteng” yang selalu dielu-elukan ibu-ibu yang tak kalah histerisnya dengan para ABG di acara-acara musik ketika melihat idolalanya. Dan bukan pula yang sering jualan “kartu perdana” merk provider tertentu sambil berteriak dan melambai “Jaaama’aaaahhhhhhh” dan ada pula yang jualan “larutan penyegar” setiap hari.

Aku juga bukan Pengacara/Lawyer yang selalu tampil eksklusif dan sering sekali nongol di televisi karena menjadi kuasa hukum orang-orang top di negeri ini dengan kasusnya masing-masing. Dari kasus Asusila, korupsi, perceraian dan lain sebagainya yang tak kalah heboh. Dan tentu saja lantang berbicara di media maupun di persidangan memperjuangkan hak-hak kliennya. Bahkan tak jarang memanfaatkan isu-isu HAM dengan mengabaikan HAM orang lain, meskipun kliennya adalah pejabat yang sudah terbukti korup dan melanggar HAM orang lain. Mereka mempermainkan Hukum sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Sebenarnya keadilan yang mana yang sedang di perjuangkan?

Aku juga bukan petinggi Polri atau pun TNI yang konon katanya memiliki sejumlah rekening gendut. Yang tentu saja tidak ada yang berani mengusut karena mungkin punya “senjata” otomatis yang siap meledak. Bukan pula aparat penegak hukum yang “kongkalikong” dengan pengusaha sawit untuk merebut tanah-tanah yang dimiliki rakyat. Bukan pula pengusaha Media yang memiliki grup media masa dari cetak sampai elektronik yang bisa di manfaatkan untuk kepentingan politik dan kampanye menjelang Pemilu. Aku juga bukan pemimpin atau anggota sebuah ormas atau Gangster yang mengelola jasa penagih utang, lahan sengketa, mengelola lahan parkir dan keamanan yang tentunya mempunyai anak buah hingga ribuan. Bahkan tak segan-segan menyerang, karena punya motto “Senggol bacok”. Aku juga bukan bagian dari pengusung liberalisme, yang selalu menjelek-jelekkan kitab suci dan mengkritisi isi Al-qur'an dan hadits sesuai dengan pemikirannya sendiri.

Aku juga bukan Presiden yang selalu berkata “saya turut prihatin” setiap ada kejadian yang sedang di blow up media massa. Meskipun setelah itu tidak ada tindakan kongkrit yang terlihat, padahal mempunyai hak prerogatif. Bukan pula seorang Ketua Pembina Partai yang tidak berani menindak tegas anggotanya, padahal jelas-jelas sudah dikhianati oleh para kadernya sendiri. Dan Ironisnya lagi, bintang iklan kampanye anti korupsi berslogan “Katakan tidak pada korupsi” belakangan malah terseret kasus korupsi. Lalu sang Pembina kembali berkata:” Saya tidak ingin mengintervensi, serahkan semua pada proses hukum yang berlaku”.

Aku hanyalah aku. Hanya rakyat jelata yang hidup di suatu Negara. Aku hanya cemas dan “galau” bagaimana keluarga dan kelak anak cucuku menghadapi kehidupan yang seperti ini. Aku hanya ingin mendengar kabar rakyat bangga pada pemimpinnya, bangga pada wakil nya, bangga pada produk dalam negerinya. Bukan kabar seperti korupsi yang aku dengar setiap hari. Para pemangku dan pembuat kebijakan tidak berjalan sesuai dengan sistem dan nilai-nilai luhur. Yang ada hanya penuh kebohongan dan kemunafikan. Wakil rakyat nya “Mabuk”, pejabat nya “Mabuk”, Aparat penegak hukumnya “Mabuk” . Masyarakatnya juga terseret arus gaya hidup konsumtif dan hedonis. Semua mabuk dengan Tahta, Harta dan kekuasaan. Semua seolah-olah hanya mementingkan dirinya sendiri.(rfq)

Belajar Kenali Lingkungan, Siswa Diajari Berkebun

Sore itu pemandangan sedikit berbeda di lingkungan SMP Muhammadiyah Sambak. Biasanya siswa melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler sore antara lain pramuka, siaran radio, seni musik dan lain-lain. Namun, sore itu tak seperti biasanya. Siswa berangkat dari rumah dengan membawa peralatan layaknya orang berkebun seperti, cangkul, ember, sekop dan lain-lain. Bukan untuk mencangkul halaman sekolah, bukan pula kerja bhakti membersihkan rumput. Peralatan yang dibawa siswa adalah untuk kegiatan life skill berkebun menanam bibit terong, tomat dan cabai di polibag.

Dimulai dari menyiapkan media tanam, yakni tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dan sedikit merang dari sisa penggilingan padi. Kemudian tanah yang sudah tercampur tersebut di masukkan ke dalam polibag berukuran sedang. Setelah itu, di biarkan 1-2 hari baru kemudian ditanami bibit yang di inginkan. Terlihat antusisme dari anak-anak dalam kegiatan ini, kendati tidak sedikit pula yang merasa jijik karena harus berkotor-kotor dengan pupuk kandang dan tanah.

“Senang sekali, karena kami bisa belajar bagaimana mengolah tanah menjadi media tanam yang baik. Meskipun harus kotor, tapi kegiatan ini menyenangkan. Dan yang lebih penting bermanfaat”. Ungkap Rosyid Nur Huda, salah seorang siswa kelas IX (Sembilan) SMP Muhammadiyah Sambak Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang.

Kegiatan ini bertujuan agar siswa peduli dan mampu mengenali lingkungan dengan segala potensi yang ada. Disamping itu, juga mengajarkan siswa bagaimana mengelola lahan yang terbatas dipekarangan rumah menjadi lebih hijau dan bermanfaat. Peduli terhadap lingkungan bisa diwujudkan dengan berbagai hal. Salah satunya adalah memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada secara bertanggung jawab yakni berkebun menanam tanaman sayuran atau tanaman obat-obatan.

Muhammad Ainur Rofiq, salah satu Guru SMP Muhammadiyah Sambak menuturkan, selain mengenalkan pada lingkungan sekitar, kegiatan ini juga bertujuan belajar bersama-sama memanfaatkan potensi yang ada. Siswa juga dilibatkan dari awal, yakni dimulai dari pengolahan tanah atau media tanam sampai penanaman bibit. Setelah itu, di dampingi pula dalam proses merawat tanaman sampai berbuah dan siap dipanen. Siswa juga di bimbing tentang penghitungan modal, kebutuhan perawatan, hingga laba yang didapatkan.

“Secara teknis, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 10-12 siswa meliputi ketua, sekretaris dan bendahara. Kelompok-kelompok kecil inilah yang nanti merawat dan mengelola tanaman mereka masing-masing. Jika hal tersebut sudah berjalan, hasil tanaman yang dikelola oleh siswa kemudian bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Disamping untuk kebutuhan sendiri, tidak menutup kemungkinan kedepan nanti bisa dijual.” Kata Rofiq.

“Kami akan memulainya dengan menanam bibit terong ungu di polibag. Kenapa terong ungu yang kami pilih, karena tanaman ini disamping relatif mudah dalam perawatan juga sering dimanfaatkan sebagai sayuran sehari-hari. Jadi prospeknya cukup menjanjikan”. Tambah Muh. Sutanto, yang juga Guru di SMP Muhammadiyah Sambak.
Selama ini berkebun dianggap suatu hal yang sepele dan remeh, terlebih di lingkungan pedesaan. Berkebun dianggap sebagai sesuatu yang mudah. Padahal jika dipraktekkan, belum tentu semua bisa melakukan dengan baik dan benar dengan hasil sesuai yang diharapkan.

“Kalau siswa tidak dikenalkan dengan lingkungan sejak awal, nantinya akan asing terhadap lingkungan nya. Disamping mengenalkan pada lingkungan sekitar, berkebun juga akan mengajari siswa tentang keterampilan bagaimana proses merencanakan, merawat dan mengelola hasil.” Pungkas Sutanto. (ahm)