Empat Kesenian “Jatilan” Ramaikan HUT RI

Posted by kampoeng pintar on 22.35 with 1 comment
MAGELANG. Sebanyak empat kesenian daerah yang berupa jatilan ikut meramaikan meriahnya hari kemerdekaan RI ke 64 di Desa Sambak. Jatilan merupakan sebuah kesenian yang mempertunjukkan seni tari menyerupai sekelompaok pasukan kerajaan. Memang kesenian jatilan selama ini sedikit meredup dan banyak yang tidak aktif kembali. Namun, berbeda halnya dengan yang berada di Sambak. Kesenian tari yang berujung pada kesurupan para pemainnya itu masih dipertahankan akan keberadaannya. Hal itu dibuktikan dengan mempercayakan kesenian yang menjadi kearifan lokal budaya tiap dusunnya itu untuk berunjuk gigi di kemeriahan HUT RI pada setiap tahunnya.

Pada acara 17-an yang berlangsung pada hari senin (17/8) kemarin, desa Sambak dimeriahkan oleh empat kesenian jatilan dari empat dusun. Kesenian itu diantaranya, Rekso Mudo dari dusun Jarakan, Aryo Seto dari dusun Punduhan, Ngudi Bekso Utomo dari dusun Sigaung, dan kesenian jatilan yang sempat vakum beberapa tahun dan kembali lagi menghibur para warganya yaitu Anjani Putro dari dusun Sambak I dan II.

Dengan adanya keempat kesenian dari tiap-tiap dusun tersebut membuat kemeriahan dan suasana agustusan semakin meriah dan mampu menyedot pada warga untuk menghadirinya. Memang pada HUT RI kali ini warga desa Sambak tidak menghadirkan sebuah pertunjukan jatilan yang mengundang dari desa lain. Warga sendiri lebih memilih untuk menunjukkan dan menyuguhkan kesenian daerahnya pribadi dari pada mengundang kesenian daerah lain untuk memeriahkan acara agustusan.
.
 
Hal itu diungkapkan oleh kepala desa Sambak yang menyatakan kebanggaannya atas kesenian yang ditampilkan dari tiap dusunya. “Kami memang tidak menghadirkan kesenian yang berasal dari luar (Sambak-red), kami ingin kembali menghidupkan kesenian dari desa Sambak ini,”ungkap Dahlan saat ditemui seusai pelepasan iring-iringan karnaval.

Memang sebuah warisan budaya harus tetap dilestarikan, tak terkecuali kesenian jatilan tersebut. Jangan sampai anak cucu kita tidak menikmati dan mengagumi kesenian yang menjadi kearifan lokal budaya Sambak. (Danu).
Categories: